Penjualan Perumahan dan Belanja Konsumen Amerika Meningkat (05 Agustus 2009)
Indkasi mulai pulihnya perekonomian Amerika kian solid. Resesi terdalam sejak Great Depression tahun 1930-an yang melanda Amerika sejak akhir tahun 2008 lalu nampaknya telah mencapai titik terendahnya dan kini, pemulihan telah dimulai. Setelah dibuktikan dengan meningkatnya aktivitas manufaktur yang dirilis awal pekan lalu, indikasi pemulihan ekonomi Amerika kembali dibuktikan dengan meningkatnya penujualan perumahan dan belanja konsumen Amerika pada bulan Juni. Pasar perumahan dan belanja konsumen menjadi indikator vital dalam mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara mengingat kedua indikator tersebut merefleksikan kepercayaan konsumen terhadap outlook ekonomi secara keseluruhan.
The National Association of Realtors (NAR) di Washington kemarin mengumumkan jumlah kontrak pembelian rumah bekas pakai meningkat pada bulan Juni. Indeks kontrak pemeblian rumah bekas meningkat 3.6% menjadi 94.6, peningkatan selama 5 bualn berturut-turut, setelah meningkat 0.8% menjadi 91.3 revisi bulan sebelumnya. Peningkatan tersebut jauh lebih tinggi dibanding rata-rata perkiraan ekonom dalam polling Reuters yang memperkirakan meningkat 0.6%.
Tingginya penyitaan yang menekan anjloknya nilai perumahaan ditambah dengan insnetif pajak dan suku bunga kredit yang berada pada level terendah sepanjang sejarah serta banyaknya pilihan perumahan membawa perumahan kedalam jangkauan pembeli pemula. Pasar perumahan mengami keruntuhan yang sekaligus menjadi jantung resesi ekonomi global, sehingga penyegaran sektor tersebut menjadi sangat penting bagi kesehatan ekonomi.
Tanggal 23 Juli lalu NAR menyatakan penjualan kembali perumahan bekas pakai bulan Juni meningkat untuk ketiga kalinya (bulanan) berturut-turut, memperkuat bukti bahwa penurunan industri perumahan, yang saat ini berada pada tahun keempat, akan berakhir akhir tahun ini. Rata-rata harga perumahan turun 15% dari tahun sebelumnya. Data dari Departemen Perdagangan yang dirilis 27 Juli lalu menunjukan penjualan rumah baru meningkat 11% pada bulan Juni, peningkatan terbesar sejak tahun 2000. Affordibility index yang dikeluarkan NAR yang meliputi nilai perumahan, pendapatan rumah tangga, dan suku bunga kredit perumahan, meningkat ke rekor tertinggi 178.8 pada bulan April dan pada bulan Juni nilai indeks sebesar 159.2. Nilai indeks yang lebih tinggi dari 100 mengindikasikan peningkatan rata-rata pendapatan penduduk dapat memenuhi kebutuhan penduduk terhadap perumahan pada rata-rata harga dan suku bunga kredit perumahan saat ini.
Dari sisi belanja konsumen, Departemen Perdagangan Amerika kemarin mengumumkan belanja konsumen Amerika bulan Juni meningkat 0.4% setelah meningkat 0.1% bulan sebelumnya. Namun peningkatan tersebut tidak sepenuhnya menggambarkan mulai pulihnya daya beli konsumen mengingat peningkatan tersebut sebagian dikarenakan oleh tingginya harga bahan bakar. Fakta tersebut tergambar dari data belanja konsumen setelah disesuaikan dengan inflasi (consumption real), dimana belanja konsumen, yang meliputi lebih dari 2/3 aktivitas ekonomi Amerika ternyata turun 0.1% setelah stagnan pada bulan sebelumnya.
Tabungan konsumen menunjukan penurunan dari tren peningkatan sebelumnya. Dalam kondisi ekonomi sulit, konsumen cenderung memilih menabungkan uangnya sebagai jaminan masa depan sekaligus sebagai indikasi ketidakpercayaan konsumen terhadap outlook ekonomi. Namun fakta tersebut lagi-lagi di luar kebiasaan. Berkurangnya aktivitas menabung konsumen lebih disebabkan oleh kesulitan keuangan masyarakat yang memaksa mereka untuk membelanjakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kesulitan keuangan masyarakat Amerika juga tergambar dari turunnya pendapatan penduduk (personal income) bulan Juni yang turun 1.3%, penurunan bulanan terbesar sejak Januari 2005, setelah meningkat 1.3% revisi bulan sebelumnya. Sulitnya mendapat pekerjaan akibat pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan-peruahaan Amerika sebagai upaya memangkas biaya operasional menjadi penyebab anjloknya pendapatan penduduk.
Disaat tekanan resei ekonomi nampak berkurang, berlanjutnya pemutusan hubungan kerja menekan keinginan konsumen untuk belanja dan meningkatkan peluang bahwa pemulihan dari penurunan terpanjang sejak Great Depression tahun 1930-an akan terhambat. Analis menyatakan rendahnya belanja konsumen riil meyakinkan bahwa produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua akan direvisi dengan penurunan lebih besar dari 1.0% sebagaimana dilaporkan pemerintah Amerika pekan lalu.
US dollar bertahan
Berbeda dengan perdagangan-perdagangan sebelumnya, meningkatnya outlook pemulihan ekonomi Amerika tidak berdampak terhadap nilai tukar US dollar. Pada umumnya, meningkatnya outlook pemulihan ekonomi direspon investor sebagai peluang untuk mendapat keuntungan dari aset-aset dengan imbal hasil lebih tinggi (risk appetite) yang diikuti dengan pelepasan aset-aset maupu mata uang aman (US dollar dan yen) yang menyebabkan US dollar terpuruk pada perdagangan awal pekan. Keengganan investor melanjutkan aktivitas perdagangan beresiko ditengah meningkatnya optimisme pemulihan ekonomi global disebabkan oleh aksi ambil untung yang dilakukan invetor terhadap saham-saham global termasuk di bursa saham Wall Street.
US dollar bertahan pada area level terendahnya tahun ini dan cenderung menguat terhadap mata uang utama lainnya. US dollar bertahan dalam range perdagangan pekan ini terhadap euro dan Swiss franc dan berhasil memperbaiki posisinya setelah tertekan terhadap sterling, aussie, dan yen. US dollar kembali ke area penutupan awal pekan setelah sebelumnya terpuruk ke level terendah baru selama 9½ terhadap sterling menyentuh level psikologis $1.7000 ke $1.7004, menggiring yen ke area penutupan awal pekan setelah tertekan ke level terendah sejak Rabu pekan lalu ke ¥94.37, dan mengurangi pelemahannya terhadap aussi setelah tertekan ke level terendah baru selama 10½ bulan ke $0.8470.
Selain aksi ambil untung yang dilakukan investor di bursa modal menyusul penguatan sebelumnya, turunnya aktivitas perdagangan di pasar mata uang juga disebabkan langkah investor menunggu rilsan serangkaian data fundamental ekonomi vital yang akan dirilis pada 3 hari terakhir pekan ini. Hari ini, outlook ekonomi Amerika kembali akan dibuktikan dengan rilisan data pesanan terhadap produk-produk industri (durable goods, news orders, factory orders), aktivitas bisnis non manufaktur (jasa), serta rilisan data tenaga kerjad di sektor swasta (ADP employment).
Sebelumnya, perkebangan outlook pemulihan ekonomi global juga akan dibuktikan dengan rilisan serangkaian data fundamental ekonomi dari negara-negara Eropa. Beberapa data fundamental ekonomi Eropa yang akan dirilis hari ini antara lain kepercayaan konsumen (consumer confidence) Inggris, aktivitas bisnis jasa, manufaktur, dan kompsit dari Jerman, Uni Eropa, maupun Inggris, serta penjualan eceran Uni Eropa.
Secara umum data-data fundamental ekonomi yang akan dirilis hari ini diperkirakan akan memperkuat optimisme pemulihan ekonomi global. Jika data-data tersebut keluar sama dengan atau lebih baik dibanding perkiraan maka besar kemungkinan laju pelemahan US dollar akan kembali berlanjut. Sebaliknya, jika data-data tersebut keluar lebih rendah dari perkiraan yang berarti terganajalnya optimisme pemulihan ekonomi global, maka terbuka peluang bagi US dollar rebound melanjutkan penguatan hari Selasa kemarin.
The National Association of Realtors (NAR) di Washington kemarin mengumumkan jumlah kontrak pembelian rumah bekas pakai meningkat pada bulan Juni. Indeks kontrak pemeblian rumah bekas meningkat 3.6% menjadi 94.6, peningkatan selama 5 bualn berturut-turut, setelah meningkat 0.8% menjadi 91.3 revisi bulan sebelumnya. Peningkatan tersebut jauh lebih tinggi dibanding rata-rata perkiraan ekonom dalam polling Reuters yang memperkirakan meningkat 0.6%.
Tingginya penyitaan yang menekan anjloknya nilai perumahaan ditambah dengan insnetif pajak dan suku bunga kredit yang berada pada level terendah sepanjang sejarah serta banyaknya pilihan perumahan membawa perumahan kedalam jangkauan pembeli pemula. Pasar perumahan mengami keruntuhan yang sekaligus menjadi jantung resesi ekonomi global, sehingga penyegaran sektor tersebut menjadi sangat penting bagi kesehatan ekonomi.
Tanggal 23 Juli lalu NAR menyatakan penjualan kembali perumahan bekas pakai bulan Juni meningkat untuk ketiga kalinya (bulanan) berturut-turut, memperkuat bukti bahwa penurunan industri perumahan, yang saat ini berada pada tahun keempat, akan berakhir akhir tahun ini. Rata-rata harga perumahan turun 15% dari tahun sebelumnya. Data dari Departemen Perdagangan yang dirilis 27 Juli lalu menunjukan penjualan rumah baru meningkat 11% pada bulan Juni, peningkatan terbesar sejak tahun 2000. Affordibility index yang dikeluarkan NAR yang meliputi nilai perumahan, pendapatan rumah tangga, dan suku bunga kredit perumahan, meningkat ke rekor tertinggi 178.8 pada bulan April dan pada bulan Juni nilai indeks sebesar 159.2. Nilai indeks yang lebih tinggi dari 100 mengindikasikan peningkatan rata-rata pendapatan penduduk dapat memenuhi kebutuhan penduduk terhadap perumahan pada rata-rata harga dan suku bunga kredit perumahan saat ini.
Dari sisi belanja konsumen, Departemen Perdagangan Amerika kemarin mengumumkan belanja konsumen Amerika bulan Juni meningkat 0.4% setelah meningkat 0.1% bulan sebelumnya. Namun peningkatan tersebut tidak sepenuhnya menggambarkan mulai pulihnya daya beli konsumen mengingat peningkatan tersebut sebagian dikarenakan oleh tingginya harga bahan bakar. Fakta tersebut tergambar dari data belanja konsumen setelah disesuaikan dengan inflasi (consumption real), dimana belanja konsumen, yang meliputi lebih dari 2/3 aktivitas ekonomi Amerika ternyata turun 0.1% setelah stagnan pada bulan sebelumnya.
Tabungan konsumen menunjukan penurunan dari tren peningkatan sebelumnya. Dalam kondisi ekonomi sulit, konsumen cenderung memilih menabungkan uangnya sebagai jaminan masa depan sekaligus sebagai indikasi ketidakpercayaan konsumen terhadap outlook ekonomi. Namun fakta tersebut lagi-lagi di luar kebiasaan. Berkurangnya aktivitas menabung konsumen lebih disebabkan oleh kesulitan keuangan masyarakat yang memaksa mereka untuk membelanjakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kesulitan keuangan masyarakat Amerika juga tergambar dari turunnya pendapatan penduduk (personal income) bulan Juni yang turun 1.3%, penurunan bulanan terbesar sejak Januari 2005, setelah meningkat 1.3% revisi bulan sebelumnya. Sulitnya mendapat pekerjaan akibat pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan-peruahaan Amerika sebagai upaya memangkas biaya operasional menjadi penyebab anjloknya pendapatan penduduk.
Disaat tekanan resei ekonomi nampak berkurang, berlanjutnya pemutusan hubungan kerja menekan keinginan konsumen untuk belanja dan meningkatkan peluang bahwa pemulihan dari penurunan terpanjang sejak Great Depression tahun 1930-an akan terhambat. Analis menyatakan rendahnya belanja konsumen riil meyakinkan bahwa produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua akan direvisi dengan penurunan lebih besar dari 1.0% sebagaimana dilaporkan pemerintah Amerika pekan lalu.
US dollar bertahan
Berbeda dengan perdagangan-perdagangan sebelumnya, meningkatnya outlook pemulihan ekonomi Amerika tidak berdampak terhadap nilai tukar US dollar. Pada umumnya, meningkatnya outlook pemulihan ekonomi direspon investor sebagai peluang untuk mendapat keuntungan dari aset-aset dengan imbal hasil lebih tinggi (risk appetite) yang diikuti dengan pelepasan aset-aset maupu mata uang aman (US dollar dan yen) yang menyebabkan US dollar terpuruk pada perdagangan awal pekan. Keengganan investor melanjutkan aktivitas perdagangan beresiko ditengah meningkatnya optimisme pemulihan ekonomi global disebabkan oleh aksi ambil untung yang dilakukan invetor terhadap saham-saham global termasuk di bursa saham Wall Street.
US dollar bertahan pada area level terendahnya tahun ini dan cenderung menguat terhadap mata uang utama lainnya. US dollar bertahan dalam range perdagangan pekan ini terhadap euro dan Swiss franc dan berhasil memperbaiki posisinya setelah tertekan terhadap sterling, aussie, dan yen. US dollar kembali ke area penutupan awal pekan setelah sebelumnya terpuruk ke level terendah baru selama 9½ terhadap sterling menyentuh level psikologis $1.7000 ke $1.7004, menggiring yen ke area penutupan awal pekan setelah tertekan ke level terendah sejak Rabu pekan lalu ke ¥94.37, dan mengurangi pelemahannya terhadap aussi setelah tertekan ke level terendah baru selama 10½ bulan ke $0.8470.
Selain aksi ambil untung yang dilakukan investor di bursa modal menyusul penguatan sebelumnya, turunnya aktivitas perdagangan di pasar mata uang juga disebabkan langkah investor menunggu rilsan serangkaian data fundamental ekonomi vital yang akan dirilis pada 3 hari terakhir pekan ini. Hari ini, outlook ekonomi Amerika kembali akan dibuktikan dengan rilisan data pesanan terhadap produk-produk industri (durable goods, news orders, factory orders), aktivitas bisnis non manufaktur (jasa), serta rilisan data tenaga kerjad di sektor swasta (ADP employment).
Sebelumnya, perkebangan outlook pemulihan ekonomi global juga akan dibuktikan dengan rilisan serangkaian data fundamental ekonomi dari negara-negara Eropa. Beberapa data fundamental ekonomi Eropa yang akan dirilis hari ini antara lain kepercayaan konsumen (consumer confidence) Inggris, aktivitas bisnis jasa, manufaktur, dan kompsit dari Jerman, Uni Eropa, maupun Inggris, serta penjualan eceran Uni Eropa.
Secara umum data-data fundamental ekonomi yang akan dirilis hari ini diperkirakan akan memperkuat optimisme pemulihan ekonomi global. Jika data-data tersebut keluar sama dengan atau lebih baik dibanding perkiraan maka besar kemungkinan laju pelemahan US dollar akan kembali berlanjut. Sebaliknya, jika data-data tersebut keluar lebih rendah dari perkiraan yang berarti terganajalnya optimisme pemulihan ekonomi global, maka terbuka peluang bagi US dollar rebound melanjutkan penguatan hari Selasa kemarin.

















Post a Comment