BoE Tingkatkan Anggaran Program Quantitative Easing (07 Agustus 2009)
Kebijakan mengejutkan diambil bank sentral Inggris (BoE) dalam 2 hari rapat MPC yang berakhir hari Kamis kemarin. BoE mengambil langkah yang jauh lebih besar dari apa yang diperkiraan sebelumnya untuk mendorong ekonomi Inggris keluar dari resesi, menarik perhatian pasar meningkatkan anggaran untuk program pembelian aset-aset pemerintah maupun perbankan sebagai bentuk kebijakan quantitative easing (QE) sebesar £50 milyar sehingga total anggaran untuk program tersebut meningkat menjadi £175 milyar. Kebijakan QE diadopsi BoE dalam MPC meeting tanggal 5 Maret lalu dengan menetapkan dana sebesar £75 milyar, ditingkatkan menjadi £125 milyar pada MPC meeting tanggal 7 Mei, sehingga penambahan kali ini merupakan penambahan ketiga dan akan dijalankan selama 3 bulan kedepan. Kebijakan tersebut diambil bersamaan dengan keputusan mempertahankan suku bunga acuannya pada rekor terendah 0.50%.
Keputusan tersebut sangat mengejutkan sebagian besar investor yang mulai memberi pandangan lebih baik terhadap ekonomi Inggris, khusunya setelah serangkaian data fundamental ekonomi yang dirilis beberapa waktu terakhir meyakinkan bahwa resesi berkepanjangan kemungkinan akan berakhir pada kuartal ketiga tahun ini. Sebelumnya terdapat perbedaan pandangan di kalangan ekonom berkenaan dengan apakah BoE akan menambah skema quantitative easing-nya, atau menghentikan sementara untuk mengukur apakah pengaruhnya telah dicapai. Sebagian memperkirakan adanya peningkatan di atas skema awal pemerintah dengan batasan penambahan sebesar £25 milyar menjadi £150 milyar.
Dalam siaran persnya BoE menyatakan ekonomi dunia masih berada dalam resesi, meskipun terdapat indikasi bahwa output di pasar ekspor Inggris mulai stabil. Ketegangan pasar finansial mengendur dan kondisi permodalam bank sedikit meningkat, meskipun kondisi finansial masih belum mementu. Kepercayaan kalangan rumah tangga dan bisnis meningkat, meskipun dari level paling rendah yang pernah terjadi dalam gelombang krisis finansial beberapa tahun lalu. Menurut BoE, resesi di Inggris nampak lebih dalam dibanding apa yang dipikirkan sebelumnya. GDP terus turun pada kuartal kedua tahun ini, namun laju kontraksi berjalan moderat. Siaran pers MPC selengkapnya dapat diakses melalui situs resmi BoE www.bankofengland.co.uk.
Satu catatan positif dari pernyataan BoE adalah bahwa BoE menekankan pada stabilisasi di pasar ekspor utama Inggris, melonggarnya pasar finansial dan pendanaan bank, serta meningkatnya kepercayaan konsumen maupun bisnis. Namun analis menyatakan langkah BoE hari Kamis kemarin meyakinkan bahwa forecast baru BoE akan tetap menunjukan inflasi menembus target BoE 2.0% dalam jangka menengah merujuk pada resesi yang lebih dalam dari perkiraan dan besarnya rintangan untuk pemulihan. Perhatiannya kini adalah bahwa upaya yang dilakukan para pengambil kebijakan untuk meningkatkan aliran uang kedalam ekonomi dengan membeli surat utang dengan pencetakan mata uang baru tidak mungkian menurunkan lesunya kredit bisnis secara cepat.
Menteri keuangan Stephen Timms menyatakan seperti yang kita ketahui dibutukhan beberapa waktu untuk melihat efek seutuhnya dari program QE untuk menghasilkan pengaruh. BoE, yang menyatakan akan memakan waktu sekitar 9 bulan bagi pengaruh QE menjadi visibel. Stimulus besar dari pelemahan pound serta kebijakan moeter dan fiskal akan tetap bekerja sesuai jalurnya, namun kredit untuk perusahaan secara aktual turun. Namun analis menyatakan terlalu cepat untuk mengatakan jika QE masih bekerja, dengan kesibukan bank-bank memperbaiki neracanya setelah krisis finansial terburuk melekat dalam ingatan. Pembuat kebijakan akan menjadi ekstra khawatir terhadap setiap indikasi berlanjutnya rintangan kredit.
Keputusan BoE menambah anggaran untuk program QE menjadi sentimen negatif bagi sterling. Keputusan tersebut menggambarkan pandangan BoE terhadap kondisi ekonomi saat ini yang dinilai masih belum menentu. Selain itu, pencetakan uang baru sebagai sumber pendaan bagi program tersebut menimbulkan kekhawatiran akan membanjirnya sterling di pasar yang dapat mengakibatkan semakin tergerusnya nilai tukar sterling. Pasca pengumuman kebijakan BoE, sterling melemah terhadap segenap mata uang utama lainnya termasuk terhadap US dollar. Sterling tertekan ke level terendah selama 3 hari terhadap US dollar ke $1.6752, terkoreksi dari level tertinggi sejak 21 Oktober 2008 di $1.7042 yang diraih sehari sebelumnya, melemah dengan penurunan harian terbesar sejak 20 April. Terhadap mata uang utama lainnya, sterling melemah ke level terendah sejak awal pekan terhadap yen, Swiss franc, dan aussi masing-masing ke ¥159.95 dari level tertinggi sejak 12 Juni di ¥162.41 <=>, ke AU$1.9964 dari level tertinggi sejak 24 Juli di AU$2.0260  dan ke CHF 1.7860 dari level tertinggi sejak 24 Juni di CHF 1.8086. Terhadap euro, sterling terkoreksi ke level terendah bulan ini ke £0.8561.
ECB
Bank sentral utama lain yang menggelar rapat suku bunga kemarin adalah bank sentral Uni Eropa (ECB). Sesuai perkiraan, ECB memutuskan kembali mempertahankan suku bunga acuannya pada rekor terendah 1.0%. Presiden ECB Jean-Claude Trichet menyatakan suku bunga masih tepat pada level saat ini 1.0% dan menambahkan bahwa penurunan harga di tingkat konsumen dalam resesi ekonomi Uni Eropa bersifat temporer. Aktivitas ekonomi pada sisa waktu terakhir tahun ini diperkirakan masih buruk, meskipun laju kontraksi secara nyata mengalami penurunan, tandas Trichet.
Namun berbeda dengan koleganya BoE ECB dtidak merubah kebijakan QE-nya. Trichet menyatakan pihaknya tidak merencanakan kebijakan untuk melonggarkan kesulitan kredit guna mendorong ekonomi, dan akan memberikan waktu bagi program suntikan likuiditas dan pembbelian surat utang waktu untuk bekerja. Tidak ada maksud untuk melakukan perubahan pada keputusan untuk meningkatkan €60 milyar.
Kini investor tinggal menunggu rilisan data tenaga kerja Amerika yang dirilis hari ini. Pasca rilisan data ADP dan jobless claims, ekonom yang disurgey Reuters merevisi ekspektasi penurunan tenaga kerja Amerika. Penurunan jumlah tenaga kerja Amerika (non-farm payrolls) direvisi menjadi (minus) 320.000 dari ekspektsi sebelumnya (minus) 340.000 dan tingkat pengangguran (unemployment) direvisi menjadi 9.6% dari ekspektasi sebelumnya 9.7%.
            
Keputusan tersebut sangat mengejutkan sebagian besar investor yang mulai memberi pandangan lebih baik terhadap ekonomi Inggris, khusunya setelah serangkaian data fundamental ekonomi yang dirilis beberapa waktu terakhir meyakinkan bahwa resesi berkepanjangan kemungkinan akan berakhir pada kuartal ketiga tahun ini. Sebelumnya terdapat perbedaan pandangan di kalangan ekonom berkenaan dengan apakah BoE akan menambah skema quantitative easing-nya, atau menghentikan sementara untuk mengukur apakah pengaruhnya telah dicapai. Sebagian memperkirakan adanya peningkatan di atas skema awal pemerintah dengan batasan penambahan sebesar £25 milyar menjadi £150 milyar.
Dalam siaran persnya BoE menyatakan ekonomi dunia masih berada dalam resesi, meskipun terdapat indikasi bahwa output di pasar ekspor Inggris mulai stabil. Ketegangan pasar finansial mengendur dan kondisi permodalam bank sedikit meningkat, meskipun kondisi finansial masih belum mementu. Kepercayaan kalangan rumah tangga dan bisnis meningkat, meskipun dari level paling rendah yang pernah terjadi dalam gelombang krisis finansial beberapa tahun lalu. Menurut BoE, resesi di Inggris nampak lebih dalam dibanding apa yang dipikirkan sebelumnya. GDP terus turun pada kuartal kedua tahun ini, namun laju kontraksi berjalan moderat. Siaran pers MPC selengkapnya dapat diakses melalui situs resmi BoE www.bankofengland.co.uk.
Satu catatan positif dari pernyataan BoE adalah bahwa BoE menekankan pada stabilisasi di pasar ekspor utama Inggris, melonggarnya pasar finansial dan pendanaan bank, serta meningkatnya kepercayaan konsumen maupun bisnis. Namun analis menyatakan langkah BoE hari Kamis kemarin meyakinkan bahwa forecast baru BoE akan tetap menunjukan inflasi menembus target BoE 2.0% dalam jangka menengah merujuk pada resesi yang lebih dalam dari perkiraan dan besarnya rintangan untuk pemulihan. Perhatiannya kini adalah bahwa upaya yang dilakukan para pengambil kebijakan untuk meningkatkan aliran uang kedalam ekonomi dengan membeli surat utang dengan pencetakan mata uang baru tidak mungkian menurunkan lesunya kredit bisnis secara cepat.
Menteri keuangan Stephen Timms menyatakan seperti yang kita ketahui dibutukhan beberapa waktu untuk melihat efek seutuhnya dari program QE untuk menghasilkan pengaruh. BoE, yang menyatakan akan memakan waktu sekitar 9 bulan bagi pengaruh QE menjadi visibel. Stimulus besar dari pelemahan pound serta kebijakan moeter dan fiskal akan tetap bekerja sesuai jalurnya, namun kredit untuk perusahaan secara aktual turun. Namun analis menyatakan terlalu cepat untuk mengatakan jika QE masih bekerja, dengan kesibukan bank-bank memperbaiki neracanya setelah krisis finansial terburuk melekat dalam ingatan. Pembuat kebijakan akan menjadi ekstra khawatir terhadap setiap indikasi berlanjutnya rintangan kredit.
Keputusan BoE menambah anggaran untuk program QE menjadi sentimen negatif bagi sterling. Keputusan tersebut menggambarkan pandangan BoE terhadap kondisi ekonomi saat ini yang dinilai masih belum menentu. Selain itu, pencetakan uang baru sebagai sumber pendaan bagi program tersebut menimbulkan kekhawatiran akan membanjirnya sterling di pasar yang dapat mengakibatkan semakin tergerusnya nilai tukar sterling. Pasca pengumuman kebijakan BoE, sterling melemah terhadap segenap mata uang utama lainnya termasuk terhadap US dollar. Sterling tertekan ke level terendah selama 3 hari terhadap US dollar ke $1.6752, terkoreksi dari level tertinggi sejak 21 Oktober 2008 di $1.7042 yang diraih sehari sebelumnya, melemah dengan penurunan harian terbesar sejak 20 April. Terhadap mata uang utama lainnya, sterling melemah ke level terendah sejak awal pekan terhadap yen, Swiss franc, dan aussi masing-masing ke ¥159.95 dari level tertinggi sejak 12 Juni di ¥162.41 <
ECB
Bank sentral utama lain yang menggelar rapat suku bunga kemarin adalah bank sentral Uni Eropa (ECB). Sesuai perkiraan, ECB memutuskan kembali mempertahankan suku bunga acuannya pada rekor terendah 1.0%. Presiden ECB Jean-Claude Trichet menyatakan suku bunga masih tepat pada level saat ini 1.0% dan menambahkan bahwa penurunan harga di tingkat konsumen dalam resesi ekonomi Uni Eropa bersifat temporer. Aktivitas ekonomi pada sisa waktu terakhir tahun ini diperkirakan masih buruk, meskipun laju kontraksi secara nyata mengalami penurunan, tandas Trichet.
Namun berbeda dengan koleganya BoE ECB dtidak merubah kebijakan QE-nya. Trichet menyatakan pihaknya tidak merencanakan kebijakan untuk melonggarkan kesulitan kredit guna mendorong ekonomi, dan akan memberikan waktu bagi program suntikan likuiditas dan pembbelian surat utang waktu untuk bekerja. Tidak ada maksud untuk melakukan perubahan pada keputusan untuk meningkatkan €60 milyar.
Kini investor tinggal menunggu rilisan data tenaga kerja Amerika yang dirilis hari ini. Pasca rilisan data ADP dan jobless claims, ekonom yang disurgey Reuters merevisi ekspektasi penurunan tenaga kerja Amerika. Penurunan jumlah tenaga kerja Amerika (non-farm payrolls) direvisi menjadi (minus) 320.000 dari ekspektsi sebelumnya (minus) 340.000 dan tingkat pengangguran (unemployment) direvisi menjadi 9.6% dari ekspektasi sebelumnya 9.7%.

















Post a Comment