Permintaan Internasional Terhadap Aset-aset Jangka Panjang Amerika Turun (17 Juli 2009)
Permintaan investor internasional terhadap aset-aset finansial jangka panjang Amerika mengalami penurunan pada bulan Mei lalu seiring langkah investor menjual sebagian besar surat utang dan obligasi dalam 6 bulan terakhir. Departemen Keuangan Amerika di Washington kemarin mengumumkan penjualan bersih oleh investor asing terhadap ekuiti, surat utang, maupun obligasi jangka panjang Amerika meningkat menjadi $19.8 milyar pada bulan Mei dibanding total pembelian senilai $11.5 milyar bulan sebelumnya. Penjualan bersih terhadap surat utang dan obligasi pemerintah sebesar $22.6 milyar, penjualan terbesar sejak bulan November lalu dimana investor menjual $25.8 milyar, setelah membukukan total pembelian senilai $42 milyar bulan sebelumnya. Total dana investasi yang keluar dari Amerika bulan Mei meningkat hampir dua kali lipat menjadi $66.6 milyar dibanding revisi bulan sebelumnya sebesar $38.0 milyar.
Pemerintahan Obama telah menjual surat-surat utang pemerintah untuk mendanai defisit anggaran yang diproyeksikan mendekati $2 triliun tahun ini. Langkah pemerintahan Obama tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap kebijakan fiskal Amerika dan mendorong investor beralih kedalam aset-aset jangka pendek termasuk saham. Pembelian saham-saham Amerika bulan Mei meningkat dengan penjualan terbesar sejak Januari 2008. Dalam laporannya Departemen Keuangan Amerika menyatakan nilai penjualan surat utang treasury dan obligasi oleh pemerintah Asing sebesar $21.8 milyar, sementara beberapa kelompok investor pemerintah membeli surat utang trasury yang dikeluarkan oleh departemen keuangan (treasury bills) senilai $55.6 milyar. Surat utang departemen keuangan (treasury bills) memiliki masa jatuh tempo antara 1 tahun atau kurang. Pembelian saham-saham Amerika juga meningkat meningkat $16.7 milyar pada bulan Mei setelah meningkat $4.6 milyar bulan sebelumnya.
Namun kabar menggembirkan datang dari China, pemegang terbesar aset-aset treasury Amerika. Bank sentral China meningkatkan kepemilikannya atas aset-aset pemerintah Amerika baik dalam bentuk surat utang (notes) maupun obligasi sebesar $38 milyar menjadi $801.5 milyar. Ekonom bank sentral China (People’s Bank of China) menyatakan bahwa China akan meningkatkan kepemilikan produk-produk treasury Amerika secara moderat dan pembelian tahun ini tidak akan lebih rendah dibanding total pembelian tahun 2008.
Bagi investor di pasar mata uang asing, berita meningkatnya penjualan aset-aset treasury jangka panjang pemerintah Amerika menimbulkan kekhawatiran akan terganggunya pemulihan ekonomi global dan mendorong mereka untuk mengurangi permintaan terhadap aset-aset beresiko. Namun kekhawatiran investor tersebut tidak cukup kuat untuk meredam minat investor terhadap aset-aset beresiko yang meningkat menyusul meningkatnya perolehan keuntungan dari JPMOrgan. JPMorgan menjadi perusahaan besar Amerika ke tiga yang melaporkan peningkatan keuntungan setelah Goldman Sachs dan Interl Corp menyatakan hasil serupa awal pekan.
JPMorgan Case & Co melaporkan keungungan bank investasi dan perdagangan mendorong keuntungan kuartal kedua meningkat 36% lebih tinggi. Perolehan keuntungan meningkat menjadi $2.72 milyar dari $2.0 milyar tahun sebelumnya. Laporan meningkatnya keuntungan JPMorgan memperkuat optimisme pemulihan ekonomi Amerika setelah sebelumnya Holdman Sachs dan Intel Corp mengumumkan hal serupa. Pasca pengumuman perolehan keuntungan JPMorgan permintaan terhadap aset-aset beresiko meningkat yang menyebabkan menguatnya mata uang dengan imbal hasil lebih tinggi di satu sisi dan menekan mata uang aman melemah di sisi lainnya.
Indeks dollar tertekan ke level terendah selama lebih dari 6 pekan ke 79.131 melemah selama 4 hari berturut-turut. Terhadap mata uang utama lainnya, US dollar teretkan ke level terendah selama 2 pekan terhadap euro, sterling, dan aussie masing-masing ke $1.4165, ke $1.6476 , dan ke . Terhadap Swiss franc, US dollar tertekan ke level terendah selama 3 pekan ke CHF 1.0703 . Selain terhadap mata uang dengan imbal hasil lebih tinggi US dollar juga melemah terhadap mata uang dengan imbal hasil paling rendah, yen, mengakhiri penguatan 3 hari sebelumnya.
Pemerintahan Obama telah menjual surat-surat utang pemerintah untuk mendanai defisit anggaran yang diproyeksikan mendekati $2 triliun tahun ini. Langkah pemerintahan Obama tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap kebijakan fiskal Amerika dan mendorong investor beralih kedalam aset-aset jangka pendek termasuk saham. Pembelian saham-saham Amerika bulan Mei meningkat dengan penjualan terbesar sejak Januari 2008. Dalam laporannya Departemen Keuangan Amerika menyatakan nilai penjualan surat utang treasury dan obligasi oleh pemerintah Asing sebesar $21.8 milyar, sementara beberapa kelompok investor pemerintah membeli surat utang trasury yang dikeluarkan oleh departemen keuangan (treasury bills) senilai $55.6 milyar. Surat utang departemen keuangan (treasury bills) memiliki masa jatuh tempo antara 1 tahun atau kurang. Pembelian saham-saham Amerika juga meningkat meningkat $16.7 milyar pada bulan Mei setelah meningkat $4.6 milyar bulan sebelumnya.
Namun kabar menggembirkan datang dari China, pemegang terbesar aset-aset treasury Amerika. Bank sentral China meningkatkan kepemilikannya atas aset-aset pemerintah Amerika baik dalam bentuk surat utang (notes) maupun obligasi sebesar $38 milyar menjadi $801.5 milyar. Ekonom bank sentral China (People’s Bank of China) menyatakan bahwa China akan meningkatkan kepemilikan produk-produk treasury Amerika secara moderat dan pembelian tahun ini tidak akan lebih rendah dibanding total pembelian tahun 2008.
Bagi investor di pasar mata uang asing, berita meningkatnya penjualan aset-aset treasury jangka panjang pemerintah Amerika menimbulkan kekhawatiran akan terganggunya pemulihan ekonomi global dan mendorong mereka untuk mengurangi permintaan terhadap aset-aset beresiko. Namun kekhawatiran investor tersebut tidak cukup kuat untuk meredam minat investor terhadap aset-aset beresiko yang meningkat menyusul meningkatnya perolehan keuntungan dari JPMOrgan. JPMorgan menjadi perusahaan besar Amerika ke tiga yang melaporkan peningkatan keuntungan setelah Goldman Sachs dan Interl Corp menyatakan hasil serupa awal pekan.
JPMorgan Case & Co melaporkan keungungan bank investasi dan perdagangan mendorong keuntungan kuartal kedua meningkat 36% lebih tinggi. Perolehan keuntungan meningkat menjadi $2.72 milyar dari $2.0 milyar tahun sebelumnya. Laporan meningkatnya keuntungan JPMorgan memperkuat optimisme pemulihan ekonomi Amerika setelah sebelumnya Holdman Sachs dan Intel Corp mengumumkan hal serupa. Pasca pengumuman perolehan keuntungan JPMorgan permintaan terhadap aset-aset beresiko meningkat yang menyebabkan menguatnya mata uang dengan imbal hasil lebih tinggi di satu sisi dan menekan mata uang aman melemah di sisi lainnya.
Indeks dollar tertekan ke level terendah selama lebih dari 6 pekan ke 79.131 melemah selama 4 hari berturut-turut. Terhadap mata uang utama lainnya, US dollar teretkan ke level terendah selama 2 pekan terhadap euro, sterling, dan aussie masing-masing ke $1.4165
Post a Comment