Kamar Dagang Inggris (British Chambers of Commerce) Meminta Program Pembelian Aset-aset Diperpanjang (08 Juli 2009)
Kebijakan inkonvensional BoE dengan program pembelian aset-aset bermasalah terutama dari institusi-institusi finansial yang mengalami keterpurukan akibat krisis pasar finansial global dinilai masih perlu untuk dilanjutkan. Pernyataan tersebut disampaikan oleh kamar dagang Inggris (British Chambers of Commerce) kemarin. BCC menyatakan BoE harus meminta pemerintah memberi ijin untuk memulai fase lanjutan dalam program pencetakan uang baru dikarenakan pemulihan ekonomi dari resesi tidak menjamin.
BCC menegaskan, meskipun Inggris akan kembali kedalam pertumbuhan pada kuartal terakhir tahun ini, sebuah pemulihan masih belum aman. Kepala penasehat ekonomi BCC David Kern menyatakan resesi terburuk telah berlalu, namun pemulihan tidak menjamin. Kebijakan tidak efektif dan diperlukan adanya perubahan. Bank sentral harus melanjutkan program pembelian aset-aset untuk keseluruhan £150 milyar yang disahkan oleh kanselir bendahara Alistair Darling dan harus mendapat ijin untuk membelanjakan lebih besar lagi. Ekonom menyatakan BoE pekan ini kemungkinan bertahan dengan rencana awal untuk mencetak £125 milyar ($202 milyar) uang baru sebagaimana penilaian para pengambil kebijakan dalam menarik Inggris keluar dari resesi. Kern memperkirakan BoE sebaiknya mencetak hingga £200 milyar untuk dibelanjakan di pasar utang Inggris. Berdasarkan survey yang digelar Bloomberg News terhadap 36 ekonom, 20 ekonom menyatakan BoE akan mempertahankan rencana sebelumnya dalam rapat MPC 9 Juli mendatang, sementara yang lainnya menyatakan BoE akan memperpanjang program tersebut.
Permintaan serupa juga disampaikan komite bayangan kebijakan moneter (the Shadow Monetary Policy Committee), sebuah grup ekonom yang diorganisir oleh Institute of Economic Affairs di London, yang meminta pemerintah untuk meningkatkan limit rencana pembelian aset-aset BoE. Royal Bank of Scotland Group Plc menyatakan BoE kemungkinan untuk memperpanjang kebijakan inkovensional (quntitative easing policy) hingga 12 Agustus mendatang, saat BoE mempublikasikan laporan inflasi kuartalan.
Perkiraan GDP
Seperti disampaikan di awal, BCC yakin bahwa ekonomi Inggris akan kembali kedalam pertumbuhan pada kuartal terakhir tahun ini. Pernyataan tersebut diperkuat dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2008. BCC memperkirakan Gross Domestic Product (PDB) akan terkontraksi antara 0.1% hingga 0.4% pada kuartal kedua sebelum stagnan (0.0%) pada kuartal ketiga, dan tumbuh paling tinggi 0.5% pada tiga bulan terakhir tahun ini. Ekonomi Inggris terkontaksi 2.4% pada kuartal pertama, penurunan terbesar sejak 1958. Tanggal 24 Juni lalu, organisasi kerjasama ekonomi dan pembangunan (OECD) memperkirakan PDB negara ekonomi terbesar kedua Eropa tersebut akan terkontraksi 4.3% tahun ini, meningkat dibanding ekspektasi bulan Maret lalu yang memperkirakan tekontraksi 3.7%.
Data dari kantor statistik nasional Inggris (the Office for National Statistics) yang dirilis kemarin menunjukan produksi paberikan Inggris (UK factory production) turun 0.5% pada bulan Mei, penurunan pertama dalam 3 bulan. Fakta tersebut jauh lebih buruk dibanding rata-rata perkiraan ekonom yang memperkirakan meingkat 0.2%. ONS juga menurunkan (revisi) data bulan sebelumnya menjadi 0.0% dari rilisan bulan lalu yang meningkat 0.2%.
Kern menyatakan pemutusan hubungan kerja di sektor manufaktur tetap menjadi pusat perhatian dan pengangguran di Inggris akan meningkat menjadi 3.2 juta pada pertengahan tahun depan. “Kita harus memiliki lebih banyak skema yang mendukung bisnis yang pada dasarnya bersemangat dan tengah dalam tekanan untuk melepas tenaga-tenaga kerja terampil”. “Tekanan pada sektor tenaga kerja sangat serius. Ini merupakan suatu area yang memiliki impikasi sangat serius”, tambah Kern.
Sterling Terpuruk
Pembicaraan mengenai perpanjangan program quantitative easing melebihi £150 milyar merupakan sentimen negatif bagi sterling. Pencetakan mata uang secara berlebihan merupakan jalan bagi pelemahan mata uang bersangkutan disebabkan membanjirnya persediaan mata uang tersebut di pasar. Pasca pernyataan BCC, sterling kembali melemah untuk keempat kalinya berturut-turut terhadap US dollar, penurunan harian terpanjang sejak 10 April. Terhadap mata uang utama lainnya, sterling tertekan ke level terendah sejak 9 Juni terhadap euro ke £0.8655, ke level terendah sejak 28 Mei terhadap yen ke ¥152.77, ke level terendah sejak 24 Juni terhadap Swiss franc ke CHF 1.7518, dan ke level terendah sejak 12 Juni terhadap aussie ke AU$2.0191.
          
BCC menegaskan, meskipun Inggris akan kembali kedalam pertumbuhan pada kuartal terakhir tahun ini, sebuah pemulihan masih belum aman. Kepala penasehat ekonomi BCC David Kern menyatakan resesi terburuk telah berlalu, namun pemulihan tidak menjamin. Kebijakan tidak efektif dan diperlukan adanya perubahan. Bank sentral harus melanjutkan program pembelian aset-aset untuk keseluruhan £150 milyar yang disahkan oleh kanselir bendahara Alistair Darling dan harus mendapat ijin untuk membelanjakan lebih besar lagi. Ekonom menyatakan BoE pekan ini kemungkinan bertahan dengan rencana awal untuk mencetak £125 milyar ($202 milyar) uang baru sebagaimana penilaian para pengambil kebijakan dalam menarik Inggris keluar dari resesi. Kern memperkirakan BoE sebaiknya mencetak hingga £200 milyar untuk dibelanjakan di pasar utang Inggris. Berdasarkan survey yang digelar Bloomberg News terhadap 36 ekonom, 20 ekonom menyatakan BoE akan mempertahankan rencana sebelumnya dalam rapat MPC 9 Juli mendatang, sementara yang lainnya menyatakan BoE akan memperpanjang program tersebut.
Permintaan serupa juga disampaikan komite bayangan kebijakan moneter (the Shadow Monetary Policy Committee), sebuah grup ekonom yang diorganisir oleh Institute of Economic Affairs di London, yang meminta pemerintah untuk meningkatkan limit rencana pembelian aset-aset BoE. Royal Bank of Scotland Group Plc menyatakan BoE kemungkinan untuk memperpanjang kebijakan inkovensional (quntitative easing policy) hingga 12 Agustus mendatang, saat BoE mempublikasikan laporan inflasi kuartalan.
Perkiraan GDP
Seperti disampaikan di awal, BCC yakin bahwa ekonomi Inggris akan kembali kedalam pertumbuhan pada kuartal terakhir tahun ini. Pernyataan tersebut diperkuat dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2008. BCC memperkirakan Gross Domestic Product (PDB) akan terkontraksi antara 0.1% hingga 0.4% pada kuartal kedua sebelum stagnan (0.0%) pada kuartal ketiga, dan tumbuh paling tinggi 0.5% pada tiga bulan terakhir tahun ini. Ekonomi Inggris terkontaksi 2.4% pada kuartal pertama, penurunan terbesar sejak 1958. Tanggal 24 Juni lalu, organisasi kerjasama ekonomi dan pembangunan (OECD) memperkirakan PDB negara ekonomi terbesar kedua Eropa tersebut akan terkontraksi 4.3% tahun ini, meningkat dibanding ekspektasi bulan Maret lalu yang memperkirakan tekontraksi 3.7%.
Data dari kantor statistik nasional Inggris (the Office for National Statistics) yang dirilis kemarin menunjukan produksi paberikan Inggris (UK factory production) turun 0.5% pada bulan Mei, penurunan pertama dalam 3 bulan. Fakta tersebut jauh lebih buruk dibanding rata-rata perkiraan ekonom yang memperkirakan meingkat 0.2%. ONS juga menurunkan (revisi) data bulan sebelumnya menjadi 0.0% dari rilisan bulan lalu yang meningkat 0.2%.
Kern menyatakan pemutusan hubungan kerja di sektor manufaktur tetap menjadi pusat perhatian dan pengangguran di Inggris akan meningkat menjadi 3.2 juta pada pertengahan tahun depan. “Kita harus memiliki lebih banyak skema yang mendukung bisnis yang pada dasarnya bersemangat dan tengah dalam tekanan untuk melepas tenaga-tenaga kerja terampil”. “Tekanan pada sektor tenaga kerja sangat serius. Ini merupakan suatu area yang memiliki impikasi sangat serius”, tambah Kern.
Sterling Terpuruk
Pembicaraan mengenai perpanjangan program quantitative easing melebihi £150 milyar merupakan sentimen negatif bagi sterling. Pencetakan mata uang secara berlebihan merupakan jalan bagi pelemahan mata uang bersangkutan disebabkan membanjirnya persediaan mata uang tersebut di pasar. Pasca pernyataan BCC, sterling kembali melemah untuk keempat kalinya berturut-turut terhadap US dollar, penurunan harian terpanjang sejak 10 April. Terhadap mata uang utama lainnya, sterling tertekan ke level terendah sejak 9 Juni terhadap euro ke £0.8655, ke level terendah sejak 28 Mei terhadap yen ke ¥152.77, ke level terendah sejak 24 Juni terhadap Swiss franc ke CHF 1.7518, dan ke level terendah sejak 12 Juni terhadap aussie ke AU$2.0191.

















Post a Comment