Risk Appetite Menekan US Dollar Melemah di Akhir Pekan (20 Juni 2009)
Risk appetite atau minat investor terhadap aset-aset maupun mata uang dengan imbal hasil lebih tinggi kembali menjadi faktor pemicu pelemahan US dollar dan yen pada perdagangan akhir pekan. Minat investor terhadap aset-aset maupun mata uang dengan imbal hasil lebih tinggi kembali meningkat seiring kembali meningkatnya optimisme terhadap pemulihan ekonomi global menyusul membaiknya serangkaian data fundamental ekonomi, terutama ekonomi Amerika serta penguatan di bursa-bursa saham. Pelemahan US dollar terutama terjadi pada mata uang berbasis komoditi seperti aussie yang menguat seiring meningkatnya harga komoditi dunia seperti minyak dan komoditi lainnya.
Pandangan positif terhadap pemulihan ekonomi global terbangun sejak Kamis pekan lalu setelah data-data fundamental ekonomi Amerika menunjukan adanya peningkatan. Dua data fundamental ekonomi Amerika yang mendapat sorotan paling besar dari para pelaku pasar adalah data tenaga kerja (jobless claims) dan data aktivitas manufaktur di wilayah mid-atlantic Amerika. Departemen tenaga kerja Amerika Kamis pekan lalu mengumumkan jumlah penduduk yang untuk pertama kalinya mengajukan tunjangan pengangguran (jobless claims) turun untuk pertama kalinya sejak Januari, berkurang menjadi 608.000 orang. Jumlah tersebut di lebih kecil dibanding ekspektasi pasar yang memperkirakan meningkat menjadi 610.000 orang, namun lebih besar dibanding revisi pekan sebelumnya sebanyak 605.000 orang. Dari sektor manufaktur, the Federal Reserve untuk negara bagian Philadelphia mengumumkan penurunan indeks aktivitas manufaktur di negara bagian terebut berkurang menjadi (minus) 2.2% dibanding penurunan bulan sebelumnya sebesar (minus) 22.6% dan jauh lebih kecil dibanding ekspektasi pasar yang memperkirakan turun 17.0%.
Optimisme pasar terhadap prospek pemulihan ekonomi global kian menguat setelah pejabat lembaga moneter internasional (IMF) menyatakan penurunan produksi global berangsur moderat dan diperkirakan (IMF) akan merevisi meningkat proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2010. Deputy Managing Director pertama IMF John Lipsky menaytakan data-data ekonomi yang dirilis belakangan ini menegaskan berkurangnya kontraksi ekonomi global. Lipsky menyatakan terdapat indikasi bahwa penurunan produksi berangsur moderat, kondisi pasar finansial meningkat, kepercayaan mulai pulih secara bertahap, dan indikator-indikator masa depan produksi dan permintaan mulai mantap. Lipsky menegaskan, berdasarkan data-data tersebut, dirinya memperkirakan bahwa pekan mendatang pihaknya akan merevisi proyeksi pertumbuhan meningkat moderat khususnya tahun 2010.
Lipsky menyatakan pemulihan ekonomi tahun depan akan berjalan secara perlahan, dimana negara-negara ekonomi besar nampaknya akan meningkat secara bertahap. Pemulihan ekonomi negara-negara ekonomi besar masih akan tertahan oleh tekanan finansial, tertahannya pertumbuhan kredit, dan rendahnya pertumbuhan pendapatan masyarakat. Sementara itu negara-negara berkembang akan sanggup kembali ke tren pertumbuhan.
Namun laju pelemahan US dollar sedikit tertahan seiring kekhawatiran investor menjelang rapat kebijakan moneter the Federal Reserve serta kekhawatiran akan bertambahnya rekor utang pemerintah Amerika. Para pelaku pasar akan memperhatian dengan seksama apakah the Fed menganggap kenaikan suku bunga jangka pendek and jangka panjang suku bunga, salah satunya oleh tekanan apakah the Fed akan memertahankan suku bunga acuannya pada level terendah untuk beberapa waktu mendatang atau dengan menyatakan the Fed akan meningkatkan pembelian aset-aset treasury bermasalah. The Federal Reserve dijadwalkan akan menggelar FOMC meeting-nya Selasa pekan ini dan hasilnya akan diumumkan Rabu dini hari (WIB).
Indeks dollar =USD> yang merupakan indeks nilai tukar US dollar terhadap 6 mata uang utama lainnya kembali tertekan ke level terendah selama 1 pekan ke 79.973 namun berpotensi membukukan penguatan tipis pada perdagangan mingguan. Terhadap mata uang utama lainnya, US dollar tertekan ke level terendah selama 1 pekan terhadap euro, sterling, dan aussie masing-masing ke $1.4011, ke $1.6565 , dan $0.8119 .
             
Pandangan positif terhadap pemulihan ekonomi global terbangun sejak Kamis pekan lalu setelah data-data fundamental ekonomi Amerika menunjukan adanya peningkatan. Dua data fundamental ekonomi Amerika yang mendapat sorotan paling besar dari para pelaku pasar adalah data tenaga kerja (jobless claims) dan data aktivitas manufaktur di wilayah mid-atlantic Amerika. Departemen tenaga kerja Amerika Kamis pekan lalu mengumumkan jumlah penduduk yang untuk pertama kalinya mengajukan tunjangan pengangguran (jobless claims) turun untuk pertama kalinya sejak Januari, berkurang menjadi 608.000 orang. Jumlah tersebut di lebih kecil dibanding ekspektasi pasar yang memperkirakan meningkat menjadi 610.000 orang, namun lebih besar dibanding revisi pekan sebelumnya sebanyak 605.000 orang. Dari sektor manufaktur, the Federal Reserve untuk negara bagian Philadelphia mengumumkan penurunan indeks aktivitas manufaktur di negara bagian terebut berkurang menjadi (minus) 2.2% dibanding penurunan bulan sebelumnya sebesar (minus) 22.6% dan jauh lebih kecil dibanding ekspektasi pasar yang memperkirakan turun 17.0%.
Optimisme pasar terhadap prospek pemulihan ekonomi global kian menguat setelah pejabat lembaga moneter internasional (IMF) menyatakan penurunan produksi global berangsur moderat dan diperkirakan (IMF) akan merevisi meningkat proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2010. Deputy Managing Director pertama IMF John Lipsky menaytakan data-data ekonomi yang dirilis belakangan ini menegaskan berkurangnya kontraksi ekonomi global. Lipsky menyatakan terdapat indikasi bahwa penurunan produksi berangsur moderat, kondisi pasar finansial meningkat, kepercayaan mulai pulih secara bertahap, dan indikator-indikator masa depan produksi dan permintaan mulai mantap. Lipsky menegaskan, berdasarkan data-data tersebut, dirinya memperkirakan bahwa pekan mendatang pihaknya akan merevisi proyeksi pertumbuhan meningkat moderat khususnya tahun 2010.
Lipsky menyatakan pemulihan ekonomi tahun depan akan berjalan secara perlahan, dimana negara-negara ekonomi besar nampaknya akan meningkat secara bertahap. Pemulihan ekonomi negara-negara ekonomi besar masih akan tertahan oleh tekanan finansial, tertahannya pertumbuhan kredit, dan rendahnya pertumbuhan pendapatan masyarakat. Sementara itu negara-negara berkembang akan sanggup kembali ke tren pertumbuhan.
Namun laju pelemahan US dollar sedikit tertahan seiring kekhawatiran investor menjelang rapat kebijakan moneter the Federal Reserve serta kekhawatiran akan bertambahnya rekor utang pemerintah Amerika. Para pelaku pasar akan memperhatian dengan seksama apakah the Fed menganggap kenaikan suku bunga jangka pendek and jangka panjang suku bunga, salah satunya oleh tekanan apakah the Fed akan memertahankan suku bunga acuannya pada level terendah untuk beberapa waktu mendatang atau dengan menyatakan the Fed akan meningkatkan pembelian aset-aset treasury bermasalah. The Federal Reserve dijadwalkan akan menggelar FOMC meeting-nya Selasa pekan ini dan hasilnya akan diumumkan Rabu dini hari (WIB).
Indeks dollar =USD> yang merupakan indeks nilai tukar US dollar terhadap 6 mata uang utama lainnya kembali tertekan ke level terendah selama 1 pekan ke 79.973 namun berpotensi membukukan penguatan tipis pada perdagangan mingguan. Terhadap mata uang utama lainnya, US dollar tertekan ke level terendah selama 1 pekan terhadap euro, sterling, dan aussie masing-masing ke $1.4011

















Post a Comment