Global Finance

24hour-open.blogspot.com

Peluang Kenaikan Suku Bunga The Fed Dipertanyakan; Sterling Rally (10 Juni 2009)

Ekspektasi akan dianaikannya suku bunga bank sentral Amerika (the Federal Reserve) yang mengemuka menyusul membaiknya pasar tenaga kerja Amerika akhir pekan lalu kembali dipertanyakan. Pertanyaan mendasar yang membayangi para pelaku pasar adalah apakah peningkatan ekonomi cukup kuat untuk membenarkan pembicaraan kenaikan suku bunga the Fed? Kembali dipertanyakannya peluang kenaikan suku bunga the Fed menjadi trigger pelemahan US dollar terhadap segenap mata uang utama lainnya pada perdagangan hari Selasa kemarin, termasuk terhadap euro yang sebelumnya tertekan menyusul permasalahan yang dihadapi negara-negara berkembang Eropa seperti Irlandia.

Penurunan jumlah tenaga kerja Amerika bulan Mei yang lebih kecil dibanding perkiraan memunculkan spekulasi bahwa the Fed akan menaikan suku bunga acuannya tahun depan. Berkurangnya penurunan jumlah tenaga kerja Amerika setelah meningkat tajam pada 3 bulan pertama tahun ini diartikan sebagai signal kuat (paling tidak untuk jangka pendek) bahwa resesi telah mengalami penurunan, bahkan ditengah membengkaknya tingkat pengangguran (unemployment) yang meroket ke level tertinggi selama 26 tahun (9.4%). Respon terhadap spekulasi kenaikan suku bunga the Fed berlanjut hingga perdagangan awal pekan kemarin dimana US dollar menguat dua hari berturut-turut sebelum kembali terkoreksi dipicu faktor teknikal.

Namun, pada perdagangan hari Selasa kemarin, investor menjadi kurang yakin bahwa the Fed akan meningkatkan suku bunganya tahun ini, suatu pandangan bahwa meningkatnya daya tarik setelah data menunjukan berkurangnya penurunan jumlah tenaga kerja Amerika bulan Mei yang mendorong US dollar dan imbal hasil obligasi pemerintah tenor 2 tahun meningkat. Michael Woolfolk, currency strategist the Bank of New York-Mellon sebagaimana dikutip Reuters menyatakan “terdapat satu peluang sangat kecil bahwa Amerika Serikat akan melihat inflasi signifikan pada 12 bulan mendatang”. “Saya sepenuhnya memperkirakan tren pelemahan US dollar hingga beberapa pekan mendatang kecuali apabila masalah besar di Eropa meningkat”, tambah Woolfolk.

Pekan lalu, pelemahan US dollar tetahan saat pejabat pemerintah menyatakan China, pemegang cadangan devisa asing terbesar, tidak bermaksud meninda aset-aset US dollar, menambahkan tidak ada pembicaraan mengenai “dumping US dollar”. Namun secara keseluruhan investor kembali khawatir untuk bertahuh secara besar-besaran terhadap dollar, terutama saat mereka mengkaji ulang peluang kenaikan suku bunga the Fed tahun ini. “Ya, deteriorasi dalam data Amerika mengalami penurunan, namun untuk meyakinkan… the Fed berfikir untuk kembali menerapkan kebijakan moeter longgar sebelum akhir tahun adalah sesuatu yang kurang bijaksana”, tutur Jeremy Stretch, strategist di Rabobank sebagaimana dikutip Reuters.

Hal paling krusial yang mampu mendorong kembali penguatan dollar adalah permasalahan di negara-negara berkembang Eropa. US dollar akan rebound, bagaimanapun, apabila situasi di Eropa Timur atau jika negara-negara Uni Eropa lainnya melihat peringkat utang pemerintah mereka diturunkan seperti yang menimpa Irlandia hari Senin lalu.

Sterling Rally

Kembali dipertanyakannya peluang kenaikan suku bunga the Fed menjadi trigger pelemahan US dollar mengakhiri penguatan selama 2 hari berturut-turut. Diantara mata uang utama lainnya, penguatan terbesar dibukukan sterling, dimana sterling menguat untuk kedua kalinya berturut-turut dan berpotensi membukukan kenaikan harian terbesar sejak pertengahan Desember 2008. Sterling menguat ke level tertinggi selama 3 hari terhadap US dollar ke $1.6361 , rebound dari level terendahnya selama 2 pekan di $1.5799 hari Senin lalu. Selain terhadap US dollar, sterling juga menguat terhadap mata uang utama lainnya. Sterling menguat ke level tertinggi selama 1 pekan terhadap euro, yen, dan Swiss franc, masing-masing ke £0.8592 , ke ¥159.15 , dan ke CHF 1.7633 , dan menguat ke level tertinggi selama 3 hari terhadap aussie ka AU$2.0401 .

Terhadap mata uang utama lainnya, US dollar tertekan ke level terendah pekan ini terhadap euro, yen, Swiss franc, dan aussie, masing-masing ke $1.4100 terhadap euro , ke ¥97.26 terhadap yen , ke CHF 1.0764 terhadap Swiss franc , dan ke $0.8045 terhadap aussie .

Penguatan stering terutama ditopang oleh indikasi terus meingkatnya stabilisasi pasar perumahan Inggris. Sebuah survey dari the Royal Institution of Chartered Surveyors (RICS) menunjukan harga perumahan di Inggris dan Wales turun dengan penurunan terkecil (annual) sejak November 2007. Dalam siaran persnya yang dirilis melalui situs resminya www.rics.org RICS menyatakan penurunan harga perumahan di Inggris dan Wales berkurang menjadi 44.1% dari 58.7% bulan sebelumnya. Penjualan juga mengalami peningkatan, meskipun dari level sangat buruk, mengkidikasikan bahwa peningkatan pada pembeli potensial terendah secara mantap meningkatkan aktivitas di pasar perumahan. Rata-rata jumlah properti yang terjual pada 3 bulan terakhir meningkat menjadi 11.8 dari 10.6.

Penguatan sterling juga ditopang oleh menenangnya tensi politik dalam negeri Inggris setelah partai berkuasa (Labour Party) di parlemen menawarkan dukungannya terhadap Perdana Menteri Gordon Brown. Sebelumnya, pemerintahan PM Gordon Brown berada di ujung tanduk menyusul turunnya dukungan terhadap partai berkuasa dalam pemilihan di Eropa. PM Brown memperoleh dukungan partai buruh setelah mengakui kesalahan-kesalahannya dan mengambil pertanggungjawabannya berkenaan dengan gejolak politik dalam satu pekan.

Laju penguatan sterling, terutama terhadap US dollar, diperkirakan akan berlanjut pada peragangan hari ini. Potensi penguatan sterling didukung ekspektasi meningkatnya serangkaian data fundamental ekonomi Inggris yang akan dirilis hari ini. Dua data fundamental ekonomi vital yang akan dirilis hari ini, masing-masing produksi industri dan manufaktur serta neraca perdagangan bulan April. Penurunan produksi industri Inggris bulan April diperkirakan akan berkurang menjadi 0.1% dari 0.6% bulan sebelumnya (MoM), dan penurunan produksi manufaktur diperkirakan berkurang menjadi stagnan (0.0%) dari 0.1% bulan sebelumnya (MoM). Dari data perdagangan, defisit perdagangan internaional Inggris bulan April diperkirakan akan berkurang menjadi £6.4 milyar dari £6.589 milyar bulan sebelumnya.

Ekspektasi penyusutan defisit perdagangan Inggris kontras dengan ekspektasi kian membengkaknya defisit perdagangan internasional Amerika. Polling Reuters memperkirakan defisit perdagangan internasional Amerika pada bulan yang sama akan membengkak menjadi $29 milyar dari $27.58 milyar bulan sebelumnya. Ekspektasi membengkaknya defisit perdagangan Amerika juga diperburuk dengan ekspektasi membengkaknya defisit anggaran Federal yang diperkirakan membengkak menjadi $181 milyar dari $165.93 milyar.

Apabila data-data tersebut keluar lebih tinggi atau sesuai perkiraan, diperkirakan sterling berpotensi menguat ke $1.6474 yang merupakan target 23.6% (Fibonaci Projection) dan dalam jangka panjang berpotensi menguat hingga $1.6804 yang merupakan target 38.2% (Fibonaci Projection).

Post Your Comment

Bookmark and Share

24hour-open.blogspot.com © 2008 Template by Dicas Blogger Supplied by Best Blogger Templates

TOPO  

ss_blog_claim=47e60104227066d1213fd65a935f64ca