Awal Pekan Penurunan Peringkat Utang Menekan Euro (09 Juni 2009)
Isu penurunan utang pemerintah masih menjadi isu utama yang mempengaruhi aktivits perdagangan awal pekan ini. Setelah terkonsentrasi terhadap ancaman penurunan peringkat utang pemerintah Inggris dan Amerika Serikat beberapa pekan lalu, perhatian pelaku pasar kini beralih pada penurunan peringkat utang pemerintah Irlandia. Meskipun hanya merupakan negara kecil di daratan Eropa, diturunkannya peringkat utang pemerintah Irlandia memberi sentimen positif terhadap ekonomi regional terutama Uni Eropa.
Agen pemeringkat internasional Standard & Poors’s hari Senin kemarin menyatakan menurunkan peringkat utang pemerintah Irlandia menjadi AA dari sebelumnya AA+ dan 3 bulan sebelumnya peringkat utang pemerintah Irlandia adalah AAA. Penurunan tersebut merupakan penurunan kedua dalam tiga bulan terakhir. S&P juga mengingatkan kemungkinan penurunan kembali peringkat utang pemerintah Irlandia didasari oleh perhatian terhadap meningkatnya biaya bail out terhadap sektor-sektor perbankan di negara tersebut. “Peringat dapat diturunkan kembali apabila kualitas aset dalam sistem perbankan Irlandia mengalami deteriorasi lebih cepat dibanding perkiraan”, tandas S&P.
S&P menyatakan penurunan dilakukan menyusul pengumuman kerugian di bank yang baru saja di nasionalisasi Anglo Irish Bank yang dilakukan di atas perkiraan. Pemerintah Irlandia akan mengambil alih liabilitas kredit bank beserta aset-asetnya dengan nilai buku lebih dari €90 milyar atau setara dengan $124.5 milyar mulai bulan Juli mendatang, saat the National Asset Management Agency mulai beroperasi. Meskipun memberi bantuan bagi sitem perbankan untuk keluar dari masalah kredit properti, rencana “bad bank” Irlandia tersebut dapat menyebabkan membengkaknya utang pemerintah melebihi 100% dari pendapata domestik bruto (GDP), meningkat dari 41% tahun lalu.
Secara umum diturunkannya peringkat utang pemerintah Irlandia yang dilatarbelakangi oleh indikasi masih buruknya kondisi sistem perbankan di negara tersebut memberi sentimen negatif bagi negara-negara Uni Eropa. Krisis sistem perbankan memang menjadi masalah bagi negara-negara berkembang di daratan Eropa sejak mencuatnya krisis kredit perumahan di Amerika beberapa lebih dari satu tahun lalu.
Terhadap pasar mata uang asing, isu penurunan peringkat utang pemerintah Irlandia menjadi trigger pelemahan mata uang tunggal Eropa, euro. Euro teus terpuruk terhadap US dollar menlajutkan pelemahan pada 3 hari terakhir perdagangan pekan lalu. Selain isu tersebut, dukungan dari 4 bank sentral negara-negara besar Asia terhadap aset-aset sekuritas pemerintah Amerika yang disampaikan Rabu pekan lalu serta indikasi pemulihan pasar tenaga kerja Amerika hari Jum’at lalu masih menjadi pemicu pelemahan euro. Euro terpuruk ke level terendah selama lebih dari 2 pekan terhadap US dollar ke $1.3806.
Selain terhadap US dollar, euro juga teretkan terhadap mata uang utama lainnya. Euro tertekan ke level terendah sejak Rabu pekan lalu terhadap sterling ke £0.8646, dan ke level terendah pekan ini terhadap yen, Swiss franc, dan aussie masing-masing ke ¥135.95 , CHF 1.5154 , dan $1.7507 .    
  
 Sterling Rebound 
  
 Di sisi lain, mata uang Eropa lainnya, pound sterling, rebound dari keterpurukannya termasuk terhadap US dollar. Setelah teretkan ke level terendah selama 1 pekan ke $1.5803 terhadap US dollar dipicu oleh kuatnya senitmen positif terhadap US dollar menyusul meningkatknay kodnisi pasar tenaga kerja Amerika bulan Mei serta ancaman keberlangsungan pemerintahan PM Gordon Brown menyusul turunnya dukungan terhadap partai berkuasa (partai buruh), sterling menguat 1.9% ke $1.6103. Penguatan sterling ditopang oleh penilaian investor bahwa penurunan fase sterling diperkirakan terlah berakhir.  
  
 Sejak pekan lalu, pukulan atas partai berkuasa (Labour Party) dalam pemilu Eropa akhir pekan lalu menambah ketidakpastian masa depan politik bagi pemerintahan Perdana Menteri Gordon Brown yang akhir pekan lalu meresafel kabinetnya menyusul pengunduran diri 6 menterinya. Instabilitas politik yang membayangi Inggris menambah berhatian seputar ekonomi Inggris, sehingga menorong trader memangkas posisi beli sterling. Investor kini harus menunggu hasil pemilu besar Inggris Juni 2010. 
  
Agen pemeringkat internasional Standard & Poors’s hari Senin kemarin menyatakan menurunkan peringkat utang pemerintah Irlandia menjadi AA dari sebelumnya AA+ dan 3 bulan sebelumnya peringkat utang pemerintah Irlandia adalah AAA. Penurunan tersebut merupakan penurunan kedua dalam tiga bulan terakhir. S&P juga mengingatkan kemungkinan penurunan kembali peringkat utang pemerintah Irlandia didasari oleh perhatian terhadap meningkatnya biaya bail out terhadap sektor-sektor perbankan di negara tersebut. “Peringat dapat diturunkan kembali apabila kualitas aset dalam sistem perbankan Irlandia mengalami deteriorasi lebih cepat dibanding perkiraan”, tandas S&P.
S&P menyatakan penurunan dilakukan menyusul pengumuman kerugian di bank yang baru saja di nasionalisasi Anglo Irish Bank yang dilakukan di atas perkiraan. Pemerintah Irlandia akan mengambil alih liabilitas kredit bank beserta aset-asetnya dengan nilai buku lebih dari €90 milyar atau setara dengan $124.5 milyar mulai bulan Juli mendatang, saat the National Asset Management Agency mulai beroperasi. Meskipun memberi bantuan bagi sitem perbankan untuk keluar dari masalah kredit properti, rencana “bad bank” Irlandia tersebut dapat menyebabkan membengkaknya utang pemerintah melebihi 100% dari pendapata domestik bruto (GDP), meningkat dari 41% tahun lalu.
Secara umum diturunkannya peringkat utang pemerintah Irlandia yang dilatarbelakangi oleh indikasi masih buruknya kondisi sistem perbankan di negara tersebut memberi sentimen negatif bagi negara-negara Uni Eropa. Krisis sistem perbankan memang menjadi masalah bagi negara-negara berkembang di daratan Eropa sejak mencuatnya krisis kredit perumahan di Amerika beberapa lebih dari satu tahun lalu.
Terhadap pasar mata uang asing, isu penurunan peringkat utang pemerintah Irlandia menjadi trigger pelemahan mata uang tunggal Eropa, euro. Euro teus terpuruk terhadap US dollar menlajutkan pelemahan pada 3 hari terakhir perdagangan pekan lalu. Selain isu tersebut, dukungan dari 4 bank sentral negara-negara besar Asia terhadap aset-aset sekuritas pemerintah Amerika yang disampaikan Rabu pekan lalu serta indikasi pemulihan pasar tenaga kerja Amerika hari Jum’at lalu masih menjadi pemicu pelemahan euro. Euro terpuruk ke level terendah selama lebih dari 2 pekan terhadap US dollar ke $1.3806.
Selain terhadap US dollar, euro juga teretkan terhadap mata uang utama lainnya. Euro tertekan ke level terendah sejak Rabu pekan lalu terhadap sterling ke £0.8646

















Post a Comment