Global Finance

24hour-open.blogspot.com

Isu Diversifikasi Mereda, US Dollar Rabound di Akhir Pekan (13 Juni 2009)

Isu diversifikasi cadangan devisa asing oleh beberapa bank sentral menjadi salah satu topik yang mempengaruhi aktivitas perdagangan sepanjang pekan lalu. Isu diversifikasi mencuat dua pekan lalu menyusul pernyataan dari 4 bank sentral Asia yang menyatakan pihaknya akan tetap menjadikan aset-aset treasury Amerika sebagai cadangan devisa asingnya bahkan ditengah ancaman diturunkannya peringkat utang Amerika. Pernyataan tersebut diartikan sebagai sebuah intervensi verbal bagi penguatan US dollar dan para pelaku pasar meresponnya dengan mengalihkan dana investasinya dari aset-aset beresiko dengan imbal hasil lebih tinggi kedalam aset-aset treasury Amerika. Pernyataan tersebut juga berhasil menggiring investor memburu surat utang pemerintah Amerika dalam pelelangan sejak awal pekan.

Isu diversifikasi kembali mengemuka menyusul pernyataan bank sentral Rusia yang menyatakan akan mendiversifinasi cadangan devisanya dengan membeli obligasi-obligasi yang ditawarkan oleh IMF dan juga meningkatkan prosentase dalam deposito bank-bank asing. Rusia menguasai sekitar 30% cadangan devisanya dalam bentuk produk-produk treasury Amerika setelah asset manager bank sentral mengurangi kepemilikan aset-aset beresiko seperti obligasi dari agen perumahan Amerika Fannie Mae dan Freddie Mac. Rencana diversifikasi tersebut merupakan agenda utama dalam pertemuan antara negara-negara kaya, Brazil, Rusia, India, dan China atau biasa disebut BRIC di Mowkow 16 Juni mendatang untuk membicarakan kondisi ekonomi. Dominique Strauss, Managing Dierctor IMF menyatakan Brazil, Rusia dan China akan mengalihkan sekitar $70 milyar cadangan devisa asingnya kedalam obligasi multicurrency yang ditawarkan lembaga moneter internasional (IMF).

Rencana diversifikasi cadangan devisa asing oleh bank sentral dari negara-negara kaya tersebut dikhawatirkan akan menambah gelembung defisit anggaran pemerintah Amerika. Aksi tersebut juga menyebabkan melonjaknya imbal hasil obligasi jangka panjang pemerintah Amerika yang Hari Rabu lalu, imbal hasil obligasi 10-tahun menyentuh angka 4%, level tertinggi sejak Oktober tahun lalu. Terus meningkatnya imbal hasil surat utang pemeringah menyebabkan semakin besarnya beban bunga yang harus dibayarkan. Defisit anggaran pemerintah Amerika yang mencapai rekor tertinggi $1.8 triliun tahun ini merupakan salah satu faktor pemicu keinginan bank-bank sentral tersebut mengalihkan cadangan devisanya dari produk-produk treasury Amerika kedalam obligasi IMF. Rencana tersebut juga menjadi trigger pelemahan US dollar pada perdagangan hari Kamis lalu.

Semakin besarnya isu diversifikasi mendorong investor kembali memburu aset-aset beresiko dengan imbal hasil lebih tinggi dan meninggalkan US dollar sebagai mata uang aman. Seperti pada perdagangan-perdagangan sebelumnya, minat investor terhadap aset-aset beresiko meningkat seiring dengan meningkatnya optimisme pemulihan ekonomi global. Optimisme pemulihan ekonomi global kian mengental setelah lembaga moneter internasional (IMF) meningkatkan estimasi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2010 menjadi 2.4% dari 1.9% estimasi bulan April lalu. Beralihnya arah investasi dari US dollar sebagai mata uang aman kedalam aset-aset dengan imbal hasil lebih tinggi menjadi trigger pelemahan mata uang aman tersebut.

Memasuki perdagangan akhir pekan, isu diversifikasi kembali mencuat menyusul pernyataan menteri keuangan Jepang Kaoru Yosano yang menyatakan bahwa kepercayaan negaranya terhadap surat utang Amerika tidak tergoyahkan dan status mata uangnya (US dollar) sebagai masih aman. Analis menilai pernyataan tersebut sebagai intervensi bagi penguatan US dollar guna memastikan yen tidak terlalu menguat dikarenakan kondisi ekonomi domestik (Jepang) tengah dalam masalah. Mereka (Jepang) ingin melindungi nilai aset-aset yang mereka kuasai dalam bentuk produk-produk treasury. Sebelumnya, tanggal 10 Juni lalu, Yosano menyatakan pihaknya benar-benar yakin pada kenyatakan bahwa Amerika melihat kebijakan penguatan dollar (storng-dollar) sebagai fundamental sehingga kepercayaan terhadap produk-produk treasury Amerika secara absolut tidak tergoyahkan.

Intervensi verbal yang disampaikan Yosano berhasil mendorong US dollar menguat terhadap mata uang utama lainnya di akhir pekan. Pernyataan Yosano juga dijadikan sebagai alasan oleh investor untuk mengamankan keuntungan atas posisi jual US dollar beberapa hari sebelumnya. Aksi ambil untung yang dilakukan investor juga didorong oleh meningkatnya outlook ekonomi Amerika, kontras dengan buruknya data industri Uni Eropa. Hasil survey dari the Reuters/University of Michigan menunjukan tingkat kepercyaan konsumen Amerika bulan Juni meningkat ke level tertinggi selama 9 bulan. Michigan preliminary index meningkat menjadi 69.0 dari 68.7 bulan sebelumnya. Beberapa analis menyatakan fakta tesebut mendukung sebuah argumen yang merebak di kalangan trader bahwa Amerika akan menjadi negara pertama yang akan keluar dari resesi. Pernyataan tersebut sekaligus membuka jalan bagi penguatan US dollar.

Post Your Comment

Bookmark and Share

24hour-open.blogspot.com © 2008 Template by Dicas Blogger Supplied by Best Blogger Templates

TOPO  

ss_blog_claim=47e60104227066d1213fd65a935f64ca