Data Tenaga Kerja Memberi Energi Tambahan Bagi US Dollar (07Juni 2009)
Laju penguatan US dollar yang berawal hari Rabu lalu menyusul pernyataan 4 bank sentral negara-negara besar Asia (China, India, Jepang, dan Korea Selatan) yang menyatakan pihaknya akan tetap menjadikan aset-aset treasury pemerintah Amerika sebagai cadangan devisanya berlanjut hingga perdagangan akhir pekan kemarin. Pernyataan tersebut memberi dorongan sangat kuat bagi penguatan US dollar sekaligus membalik trend investasi dari aset-aset beresiko kembali ke aset-aset berdenominasi US dollar yang dinilai lebih aman. Sebelum pernyataan dari keempat bank sentral Asia tersebut, aktivitas perdagangan beresiko terus meningkat dan menjadi trigger pelemahan US dollar terhadap hampir seluruh mata uang utama lainnya. Investor membeli aset-aset beredenominasi mata uang dengan imbal hasil lebih tinggi (risk appetite) dengan dana dari mata uang dengan imbal hasil paling rendah (yen) maupun dari aset-aset aman berdenominasi US dollar.
Minat investor terhadap aset-aset beresiko meningkat seiring semakin solidnya optimisme pemulihan ekonomi global dan mencapai puncaknya menyusul adanya ancaman diturunkannya peringkat utang pemerintah Amerika. Serangkaian data fundamental ekonomi dari berbagai negara industri utama maupun negara-negara besar di Asia yang dirilis pekan lalu memperkuat optimisme pasar. Sementara keputusan investor menarik dananya dari aset-aset berdenominasi US dollar meningkat menyusul adanya ancaman penurunan peringkat utang pemerintah Amerika.
Pasca pernyataan keempat bank sentral Asia tersebut arah investasi berbalik 180º, investor berbalik melepas aset-aset beresiko dan memburu aset-aset berdenominasi mata uang US dollar. Selain dipandang sebagai langkah mengamankan keuntungan atas posisi beli aset-aset beresiko tersebut, keputusan keputusan invstor memburu aset-aset Amerika didasari oleh meningkatnya peluang keuntungan atas aset-aset tersebut seiring meningkatnya permintaan dari bank-bank sentral Asia. Keputusan 4 bank-bank sentral Asia untuk tetap mempertahankan aset-aset pemerintah Amerika sangat mempengaruhi daya tarik terhadap aset-aset tersebut mengingat tingginya tingkat kepemilikan bank-bank sentral tersebut. China, merupakan negara kreditur Amerika terbesar yang menguasai $768 milyar aset-aset treasury Amerika dan di luar China, bank-bank sentral negara-negara Asia menguasai $2.46 triliun aset-aset treasury Amerika. Berbaliknya arah investasi menjadi trigger penguatan US dollar mengakhiri pelemahan selama 6 dari 7 pekan perdagangan sebelumnya. Hari rabu lalu, indeks dollar rebound ke level tertinggi selama 1 pekan dan menguat terhadap mata uang utama lainnya.
Laju penguatan US dollar berlanjut hingga perdagangan akhir pekan kemarin setelah mendapat tambahan energi dari membaiknya pasar tenaga kerja. Departemen Tenaga Kerja Amerika kemarin melaporkan penurunan jumlah tenaga kerja Amerika (non-farm payrolls) bulan Mei berkurang menjadi 345.000 tenaga kerja, penurunan terkecil sejak Oktober tahun lalu, dari revisi bulan sebelumnya 504.000 tenaga kerja. Sejak mencuatnya krisis pasar finansial, penurunan jumlah tenaga kerja Amerika terbesar terjadi pada bulan Januari 2009 saat ekonomi Amerika kehilangan 741.000 tenaga kerjanya, penurunan bulanan terbesar sejak Oktober 1949 saat ekonomi Amerika kehilangan 834.000 tenaga kerjanya. Penurunan jumlah tenaga kerja Amerika yang terjadi sejak Januari 2008 mengakibatkan membengkaknya tingkat pengangguran. Tingkat pengangguran Amerika (unemployment) bulan Mei lalu dilaporkan meningkat menjadi 9.4%, level tertinggi sejak September 1983 dari 8.9% bulan sebelumnya, dan di atas ekspektasi pasar yang memperikiran meningkat menjadi 9.2%.
Berkurangnya penurunan jumlah tenaga kerja Amerika memperkuat optimisme pemulihan ekonomi Amerika pada khususnya dan ekonomi global pada umumnya. Namun berbeda dengan perdagangan-perdagangan sebelumnya dimana meningkatnya optimisme pemulihan ekonomi global direspon pasar dengan memburu aset-aset dengan imbal hasil lebih tinggi, meningkatnya optimisme pasar kemarin justru semakin memperkuat minat investor terhadap aset-aset berdenominasi US dollar. US dollar menguat terhadap segenap mata uang utama lainnya termasuk terhadap euro yang pada perdagangan hari Kamis lalu menguat menyusul pernyataan ECB yang menutup kemungkinan penurunan suku bunganya dari rekor terendah 1.0%.
Pada perdagangan akhir pekan, indeks dollar <=USD>, yang merupakan indeks nilai tukar US dollar terhadap 6 partner utama perdagangannya, menguat ke level tertinggi selama 8 hari perdagagan ke 90.808, rebound dari level terendah selama 5½ bulan di 78.334 Selasa pekan lalu. Terhadap mata uang utama lainnya, US dollar menguat ke level tertinggi selama 1 pekan terhadap euro ke $1.3935, rebound dari level terendahnya tahun ini di $1.4337 Rabu pekan lalu. Terhadap sterling, US dollar menguat ke level tertinggi selama 1 pekan ke $1.5943, rebound dari level terendah selama 7 bulan di $1.6661 yang juga dicetak Rabu pekan lalu. Terhadap Swiss franc, US dollar menguat ke level tertinggi selama 6 hari ke CHF 1.0907, rebound dari level terendah tahun ini di 1.0587.
Ancaman penurunan peringkat utang pemerintah Amerika diperkirakan akan kembali mengemuka pekan ini. Defisit perdagangan internasional Amerika bulan April diperkirakan akan terus membengkak yang diikuti dengan meningkatnya defisit anggaran the Fed (dirilis tanggal 10/06). Defisit perdagangan internasional Amerika juga diperkirakan akan terus meningkat pada bulan Mei seiring ekspektasi penurunan nilai ekpsor yang menutupi penurunan nilai impor (dirilis tanggal 12/02). Namun di sisi lain, optimisme pemulihan ekonomi Amerika diperkirakan akan terus meningkat didasari ekspektasi meningkatnya data penjualan eceran (retail sales) bulan Mei yang akan dirilis tanggal 11/06.
Post a Comment