Global Finance

24hour-open.blogspot.com

Pasca Kebijakan Moneter ECB Euro Menguat (05 Juni 2009)

The single currency (euro) menjadi satu-satunya mata uang utama yang menguat terhadap US dollar dan mata uang utama lainnya. Setelah sempat tertekan ke level terendah bulan ini ke $1.4070 terhadap US dollar, euro rebound dan berpotensi ditutup di atas penutupan perdagangan hari Rabu. Selain terhadap US dollar, euro juga menguat terhadap mata uang utama lainnya terutama yen dan sterling. Euro menguat 1.65% terhadap yen ke ¥137.99 dari penutupan perdagangan hari Rabu di ¥135.75, dan menguat 1.43% terhadap sterling ke £0.8802 dari penutupan perdagangan hari Rabu di £0.8678.

Penguatan euro terjadi setelah sesuai perkiraan dalam rapat dewan gubernur yang berakhir kemarin ECB kembali memutuskan mempertahankan suku bunga acuannya di rekor terendah 1.0%. Sentimen positif terhadap euro terutama datang dari pernyataan Presiden ECB Jean-Claude Trichet yang menjaga ekspektasi pasar bahwa ECB tidak akan menurunkan suku bunga ke level lebih rendah dari saat ini (1.0%).

Dalam konferensi pers yang disampaikan pasca pengumuman kebijakan moneter ECB, Presiden ECB Jean-Claude Trichet menyatakan bank sentral memperkirakan resesi ekonomi Zona Eropa akan berakhir tahun depan. ECB menurunkan proyeksi ekonomi gabungan 16 negara yang menggunakan euro sebagai mata uang tunggal (EU-16) tahun ini dan menyatakan pertumbuhan tidak akan kembali hingga pertengahan 2010, sementara inflasi akan terjaga di bawah target 2.0%. Staff ECB memperkirakan ekonomi Zona Eropa akan terkontraksi 5.1% tahun ini, lebih dalam dibanding proyeksi sebelumnya yang diperkirakan terkontraksi 3.2%. ECB Juga memberi signal akan berjuang untuk menghasilkan pertumbuhan pada 2010, diperkirakan perubahan dalam GDP antara -1 hingga 0.4%. Penurunan revisi proyeksi pertumbuhan merefleksikan kontraksi lebih tajam dibanding perkiraan pada akhir 2008 dan awal 2009. Namun Trichet menekankan, meskipun bank sentral memperkirakan resesi yang lebih tajam di Zona Eropa tahun ini dibanding perkiraan sebelumnya, hal tersebut tidak akan mempengaruhi kebijakan moneter ECB untuk terus menjaga suku bunga pada rekor terendah saat ini 1.0%.

Selain kebijakan moneter, dalam sidangnya dewan gubernur ECB juga kembali menyatakan rencanya untuk membeli € 60 milyar dalam obligasi, menyebar ke seluruh Uni Eropa, baik di pasar primer maupun sekunder. Awal pekan lalu Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan ECB tunduk pada tekanan internasional dalam peluncuran rencana pembelian obligasi senilai € 60 milyar atau setara dengan $85 milyar tersebut. Namun pernyataan tersebut dibantah Trichet yang menyatakan bahwa pihaknya telah menghubungi Merkel melalui telephon bahwa pihaknya sangat independen (dalam menetapkan kebijakan teresbut), dan Trihcet menyatakan bahwa dia (Merkel) sangat menghormati independensi ECB, dan mendukung apa yang kami (ECB) lakukan. Trichet juga membantah bahwa rencana pencakupan obligasi, yang ditujukan intuk meningkatkan kemampuan bank untuk memberi pinjaman dan menurunkan suku bunga kredit jangka panjang, sama dengan apa yang disampaikan bank-bank sentral seperti the Federal Reserve maupun the Bank of England.

Berkenaan dengan kampanye “Strong Dollar”, Trichet menyatakan dirinya memberi apresiasi terhadap pernyataan tersebut. “Saya akan menyatakan hal ini sangat penting, dan kami mengapresiasi dengan sangat bahwa otoritas Amerika mengulang kembali bahwa penguatan dollar merupakan kepentingan bagi Amerika Serikat, sebagaimana diulang oleh menteri keuangan Amerika (Timothy Geithner) akhir-akhir ini”, tambah Trichet.

Kebijakan Moneter BoE

Selain ECB, bank sentral Eropa lain yang mengumumkan kebijakan moneternya kemarin adalah bank sentral Inggris, BoE. Sesuai perkiraan, BoE juga memepertahankan suku bunga acuannya di rekor terendah 0.5% dan menyatakan tengah dalam jalur untuk menyelesaikan £125 milyar program quantitative easing (QE) bulan Agustus mendatang. Namun berbeda dengan ECB, kebijakan moneter BoE gagal menahan laju pelemahan sterling terutama terhadap US dollar dan mata uang utama lainnya seperti euro dan yen.

Sejak diterapkannya kebijakan QE, data dari industri jasa menunjukan bahwa Inggris kemungkinan akan menjadi ekonomi besar pertama yang akan kembali kedalam pertumbuhan (kemungkinan paling cepat kuartal ini). Data-data yang datang dari Inggris secara jelas menunjukan peningkatan. Satu jam sebelum pengumuman kebijakan MPC, hasil survey Halifax menunjukan harga perumahan di Inggris meningkat 2.6% pada bulan Mei, peningkatan bulanan terbesar sejak 2002. Namun bukti kebijakan QE BoE untuk mendorong pengucuran kredit oleh bank untuk menopang pertumbuhan dirasa masih kurang. Analis menyatakan besar kemungkinan bahwa komite kebijakan moneter (MPC) kemungkinan memutuskan untuk membelanjakan lebih banyak dana. Meskipun diperoleh berita baik dari the services PMI pekan ini, pertumbuhan uang dan kredit belum menunjukan peningkatan, yang dapat meruntuhkan kekuatan pemulihan.

BoE akan membutuhkan persetujuan dari Meneri Keuangan Alistair Darling untuk meningkatkan program QE-nya sebesar lebih dari £25 milyar, menjadikannya di atas £150 milar yang disetujui Februari lalu. Sementara, MPC meeting sendiri dilakukan bertepatan dengan spekulasi bahwa Darling sendiri kemungkinan tersingkir dari posisinya di pemerintahan yang diperkirakan hari ini. Ekspektasi tersingkirnya Darling meningkat seiring rendahnya dukungan terhadap partai berkuasa (labour Party) di Eropa dan pemilihan dewan lokal yang digelar hari Kamis kemarin.

Kekhawatiran akan semakin besarnya beban utang pemerintah Inggris menyusul kemungkinan penambahan anggaran untuk kebijakan QE BoE serta berkurangnya dukungan terhadap partai berkuasa (Labour Party) menjadi pemicu pelemahan sterling. Hal tersebut menambah tekanan bagi sterling, terutama terhadap US dollar, yang tertekan menyusul pernyataan bank-bank sentral Asia yang menyatakan akan terus membeli aset-aset treasury Amerika hari Rabu lalu. Sterling terpuruk ke level terendah bulan ini ke $1.6089 terhadap US dollar. Terhadap mata uang utama lainnya, sterling terkoreksi dari level tertingginya selama 7 bulan terhadap yen di ¥160.45 hari Rabu lalu, tertekan hingga ¥155.18, dan melemah ke level terendah sejak 26 Mei ke £ 0.8802.

Untuk perdagangan hari ini, sentimen perdagangan diperkirakan akan sangat dipengaruhi oleh rilisan data tenaga kerja Amerika. Ekonomi Amerika diperkirakan akan terus kehilangan tenaga kerjanya bulan Mei lalu. Ekspektasi kembali meningkatnya penurunan jumlah tenaga kerja Amerika meningkat setelah hasil survey dari ADP menunjukan jumlah tenaga kerja di perusahaan-perusahaan swasta Amerika berkurang 532.000 orang pada bulan Mei lebih besar dibanding ekspektasi ekonomi dalam polling Reuters yang memperkirakan berkurang 520.000 tenaga kerja. ADP juga merevisi penurunan bulan April yang meingkat menjadi 545.000 orang dari 491.000 orang pada rilisan bulan lalu.

Pasca rilisan data ADP, ekonom yang disurvey Reuters meningkatkan ekspektasi penurunan jumlah ternaga kerja Amerika (non-farm payrolls) menjadi 520.000 tenaga kerja dari ekspektasi sebelumnya sebanyak 517.000 tenaga kerja. Secara umum ekspektasi tersebut masih lebih kecil dibanding penurunan sebelumnya sebanyak 539.000 tenaga kerja. Terus meningkatnya penurunan jumlah tenaga kerja diperkirakan akan membawa tingkat pengangguran Amerika ke level tertinggi selama 26 tahun 9.2%.

Post Your Comment

Bookmark and Share

24hour-open.blogspot.com © 2008 Template by Dicas Blogger Supplied by Best Blogger Templates

TOPO  

ss_blog_claim=47e60104227066d1213fd65a935f64ca