Global Finance

24hour-open.blogspot.com

BIRC Inginkan Percepatan Reformasi Sistem Finansial Global (17 Juni 2009)

Para pemimpin 4 negara berkembang terbesar dunia yang beranggotakan Brazil, Rusia, India, dan China atau disebut dengan BRIC menggelar pertemuan pertamanya di Yekaterinburg Rusia, kemarin. Pertemuan tersebut diakhiri dengan pernyataan singkat dari Presiden Rusia Dmitry Medvedev serta sebuah komunike dimana keempat negara berkembang terbesar dunia tersebut menuntut peran lebih besar bagi negara-negara berkembang dalam institusi-institusi finansial internasional dan negara-negara persatuan. Dalam pernyataan bersama tersebut BRIC menyatakan mereka sepakat untuk mempercepat reformasi institusi-institusi finansial internasional sehingga merefleksikan perubahan dalam ekonomi dunia. Negara-negara berkembang dan ekonomi yang tengah membangun harus memiliki suara lebih besar dan representatif dalam institusi-institusi finansial internasional. BRIC menegaskan pihaknya yakin bahwa ada kebutuhan yang sangat besar bagi sistem moneter internasional yang stabil, dapat diprediksi, dan terdiversifikasi.

Dalam konverensi pers menjelang digelarnya pertemuan tersebut Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyatakan kumpulan mata uang cadangan devisa saat ini, termasuk US dollar, gagal memperbaiki fungsinya. “Kami tidak akan melakukan apapun tanpa penambahan mata uang cadangan devisa”, tutur Medvedev, seraya menambahkan bahwa sebuah mata uang cadangan devisa supranational juga merupakan sebuah pilihan seiring peran besar dari Special Drawing Rights (SDRs) dari IMF. Pada pembukaan pertemuan pihak Kremlin menyatakan mata uang cadangan devisa akan didiskusikan dan bahwa dunia membutuhkan lebih banyak mata uang cadangan devisa, termasuk perluasan SDRs IMF.

Ajudan kepala ekonomi Medvedev, Arkady Dvorkovich meminta IMF untuk memperluas gabungan SDRs untuk menyertakan mata uang China Yuan, mata uang komoditi seperti rubel, dollar australia, dan dollar kanada, serta emas. SDRs adalah sebuah aset cadangan devisa internasional yang dialokasikan bagi negara-negara dengan nilai tukar ditentukan oleh sekelompok mata uang, yang pada saat ini terdiri dari dollar, euro, yen, dan sterling. “Ekonomi dunia akan tumbuh…. Di masa mendatang, kami akan pastikan pertumbuhan akan berlanjut. Kue pertumbuhan tersebut seharusnya dibagi secara lebih adil. Kami tidak berbicara mengenai penolakan dollar, namun bagian mata uang – mata uang lainnya harus meningkat”, tutur Dvorkovich.

Rusia nampak lebih banyak berbicara mengenai dominasi US dollar dalam sistem finansial dibanding negara-negara BRIC lainnya yang lebih menyukai sebuah pendekatan diplomatis dan lebih hati-hati. Respon terhadap inisiatif Rusia datang dari Jepang dimana Menteri Keuangan Jepang Kaoru Yosano kembali mengulang pandangannya bahwa US dollar akan tetap menjadi mata uang cadangan dunia utama sebagaimana disampaikan pekan lalu.

Istilah BRIC pertama kali digulirkan oleh ekonom Goldman Sachs Jim O’Neill tahun 2001 untuk menggabarkan kekuatan pertumbuhan ekonomi pasar berkembang, namun pertemuan kali ini merupakan usaha untuk memberi kelompok tersebut suara lebih besar di dunia. Mendvedev menyatakan “kami berbicara mengenai pembuatan proses pengambilan keputusan dalam isu-isu internasional yang sangat penting, mulai dari agenda ekonomi hingga agenda politik dan keamanan internasional secara lebih adil. Negara-negara BRIC menguasai 15% dari $60.7 triliun ekonomi global, namun ekonom Goldman Sachs memperkirakan bahwa dalam 20 tahun, keempat negara tersebut akan mampu mengalahkan G7 dan ekonomi China akan melampaui total ekonomi Amerika Serikat.

Pernyataan Presiden Rusia Dmitry Medvedev kembali mengusik status US dollar sebagai mata uang cadangan devisa global setelah sehari sebelumnya diperkuat oleh Menteri Keuangan Rusia Alexei Kurdin. Hari Senin lalu, Kurdin menyatakan bahwa negaranya (Rusia) sepenuhnya yakin terhadap mata uang Amerika. Kembali mengemukanya isu alternatif mata uang cadangan devisa seperti SDRs dari IMF menjadi trigger pelemahan US dollar hari Selasa kemarin. US dollar terkoreksi dari penguatan dua hari sebelumnya, melemah terhadap mata uang utama lainnya termasuk US dollar. Pernyataan Medvedev mendorong investor melepas aset-aset berdenominasi US dollar dan mengalihkan investasinya kedalam aset-aset beresiko.

Indeks dollar terkoreksi dari level tertingginya selama 1 pekan di 81.368 hari Senin lalu tertekan hingga 80.347. Terhadap mata uang utama lainnya, US dollar terkoreksi dari level tertinggi selama lebih dari 3 pekan terhadap euro di $1.3757 tertekan hingga $1.3932, terkoreksi dari level tertinggi selama 3 hari terhadap sterling di $1.6243 tertekan hingga $1.6506, terkoreksi dari level tertinggi selama 4 hari terhadap Swiss franc dan aussie masing-masing di CHF 1.0949 dan $0.7905 tertekan hingga CHF 1.0824 dan $0.8068, dan terkoreksi dari level tertinggi selama 1 pekan terhadap yen di ¥98.57 tertekan hingga ¥96.08.

Post Your Comment

Bookmark and Share

24hour-open.blogspot.com © 2008 Template by Dicas Blogger Supplied by Best Blogger Templates

TOPO  

ss_blog_claim=47e60104227066d1213fd65a935f64ca