Global Finance

24hour-open.blogspot.com

US Dollar Tertekan Sehari Menjelang Hasil FOMC Meeting; Diversivikasi (24 Juni 2009)

Laju penguatan US dollar awal pekan lalu mendapat hambatan pada perdagangan hari Selasa kemarin. Beberapa hal yang menjadi pemicu pelemahan US dollar kemarin adalah antisipasi hasil FOMC meeting yang akan diumumkan Kamis dini hari (WIB) serta isu diversifikasi cadangan devisa luar negeri oleh bank-bank sentral lainnya. Kedua isu tersebut mendapat perhatian sangat besar dari para pelaku pasar sebagai barometer prospek pemulihan ekonomi Amerika yang sekaligus menjadi barometer pemulihan ekonomi global.

Dari ranah kebijakan moneter, the Federal Open Market Committee (FOMC) dijadwalkan akan menyampaikan hasil rapat selama 2 hari yang dimulai kemarin pada Kamis dini hari WIB. Diperkirakan FOMC tidak akan melakukan perubahan pada besaran suku bunga acuannya yang saat ini berada pada rekor terendah 0.25%. Hal utama yang ditunggu para pelaku pasar dari pertemuan tersebut adalah apa yang akan bank sentral sampaikan berkenaan dengan pandangan kondisi ekonomi saat ini dan proyeksi kedepannya serta kelanjutan kebijakan inkonvensional the Fed. The Federal Reserve mulai menerapkan kebijakan inkonvensional berupa pembelian surat-surat utang bermasalah bulan April lalu senilai $1.25 triliun dan menggelontorkan dana kedalam ekonomi Amerika sebesar $1 triliun sebagai upaya mendorong ekonomi dari resesi terdalam sejak 1930-an.

Kebijakan inkonvensional the Fed yang belakangan juga diikuti oleh bank-bank sentral utama lainnya seperti BoE, BoJ, dan terakhir ECB menimbulkan kekhawatiran terhadap neraca anggaran Federal. Selain itu, penggelontoran dana triliunan dollar oleh the Fed dikhawatirkan akan menyebabkan membanjirnya persediaan dollar di pasaran sehingga akan menekan nilai tukarnya.

Isu diversivikasi kembali menjadi faktor yang mempengaruhi nilai tukar US dollar. Setelah surut menyusul hasil pertemuan negara-negara berkembang terkaya yang tergabung dalam BRIC (Brazil, Rusia, India, dan China) beberapa pekan lalu yang tidak menghasilkan kesepakatan mendasar untuk mencari aset-aset alternatif pengganti US dollar sebagai cadangan devisa global, perhatian terhadap isu tersebut kembali mengemuka menyusul pernyataan lembaga pemeringkat internasional Moody’s yang menyatakan adanya ancaman terhadap peringkat utang pemerintah Amerika dari AAA saat ini. Moody’s menyatakan peringkat utang pemerintah Amerika tersebut dapat dipetahankan namun Moody’s menambahkan adanya peluang ancaman apabila Washington gagal membawanya ke arah penurunan. Selain itu Moody’s menyatakan ancaman juga menghadang peringkat utang pemerintah Amerika apabila status US dollar sebagai mata uang cadangan devisa utama mendapat tantangan. Perdebatan mengenai status US dollar sebagai mata uang cadangan utama dunia mengemuka beberapa bulan lalu saat utang pemerintah Amerika terus menggelembung sebagai dampak dari upaya penyelamatan pasar finansial dan ekonomi.

Beban utang pemerintah Amerika diperkirakan akan terus menggelembung setelah dua pekan lalu pemerintah melalui kementiran keuangan Amerika melelang surat utang pemerintah senilai total $65 milyar. Pekan ini, pemerintah Amerika juga dijadwalkan akan melelang surat utang jangka panjang senilai $104 milyar yang merupakan rekor penjualan surat utang jangka panjang terbesar. Dipilihnya surat utang jangka panjang dengan tenor 10 tahun dipilih pemerintah Amerika sebagai sumber pendanaan untuk menutupi defisit anggaran yang mencapai rekor tertinggi $1.8 milyar dilakukan mengingat dalam pelelangan sebelumnya animo investor asing terhadap surat utang jangka panjang lebih besar dibanding surat utang jangka pendek maupun menengah.

Perhatian investor tehadap hasil FOMC meeting serta kekhawatiran terhadap ancaman diversifikasi cadangan devisa asing oleh bank-bank sentral terutama dari negara-negara kaya (BRIC) mendorong investor kembali memilih aset-aset dengan imbal hasil lebih tinggi sebagai sarana investasinya dan melepas aset-aset aman berdenominasi US dollar yang dibelinya hari Senin lalu. Beralihnya arah investasi invetor menekan US dollar terpuruk menutupi penguatan sebelumnya. Indeks dollar yang merupakan indeks nilai tukar US dollar terhadap 6 mata uang partner perdagangan utamanya kembali terkoreksi tertekan ke level terendah sejak 12 Juni lalu ke 79.698 stelah menguat ke level tertinggi selama 3 hari ke 80.927 hari Senin lalu.

Terhadap mata uang utama lainnya, US dollar tertekan ke level terendah selama 7 hari terhadap euro ke $1.4106, tertekan hingga $1.6473 terhadap sterling setelah sebelumnya sempat menguat ke level tertinggi selama 2 pekan ke $1.6211, tertekan ke level terendah sejak 4 Juni terhadap Swiss franc ke CHF 1.0645, dan ke level terendah selama lebih dari 3 pekan terhadap yen ke ¥94.89.

US dollar juga terus dalam tekanan setelah hasil survey menunjukan penjualan perumahan bekas di Amerika (existing home sales) meningkat lebih kecil dari perkiraan. The National Association of Realtors mengumumkan penjualan rumah bekas huni meningkat 2.4% sebanyak 4.770.000 unit pada bulan Mei dari revisi meningkat bulan sebelumnya sebanyak 4.660.000 unit. Peningkatan tersebut merupakan peningkatan selama dua bulan berturut-turut. Namun besaran peningkatan yang lebih kecil dari perkiraan sebagian ekonom yang memperkirakan meningkat 4.810.000 unit memperkuat anggapan bahwa pemulihan sektor perumahan lebih lamban.

Post Your Comment

Bookmark and Share

24hour-open.blogspot.com © 2008 Template by Dicas Blogger Supplied by Best Blogger Templates

TOPO  

ss_blog_claim=47e60104227066d1213fd65a935f64ca