Global Finance

24hour-open.blogspot.com

Dollar Rebound Akibat Ancaman Penurunan Peringkat Utang Amerika Tidak Merubah Kebijakan Cadangan Devisa Luar Negeri Negara-Negara Asia (03 Juni 2009)

Perhatian terhadap ancaman penurunan peringkat utang Amerika menjadi isu utama yang mempengaruhi sentimen perdagangan hari Rabu kemarin. Ancaman penurunan peringkat utang Amerika mengemuka bulan lalu setelah lembaga pemeringkat utang internasional S&P mengingatkan potensi penurunan peringkat utang Inggris. Namun, berbeda dengan saat mengemukanya kekhawatiran terhadap ancaman penurunan peringkat utang Amerika yang menyebabkan terpuruknya US dollar, perhatian terhadap ancaman penurunan peringkat utang Amerika kali ini justru menjadi dorongan sangat besar bagi penguatan US dollar.

Perhatian terhadap ancaman penurunan peringkat utang Amerika kembali menjadi isu utama yang mempengaruhi sentimen perdagangan kemarin menyusul pernyataan dari 4 negara terkaya di Asia masing-masing China, Jepang, India, dan Korea Utara yang menyatakan mereka akan tetap membeli aset-aset treasury Amerika meskipun peringkat utang Amerika diturunkan. Dalam wawancara yang dilakukan secara terpisah oleh Reuters pejabat-pejabat bank sentral di keempat negara tersebut menyatakan penurunan peringkat utang Amerika tidak akan menyebabkan Cina, Jepang, India, dan Korea Selatan merubah kebijakan cadangan devisanya. Kebijakan tersebut didasari oleh tidak adanya alternatif bagi likuiditas sebagaimana ditawarkan US dollar.

Pejabat di bank sentral China menyatakan obligasi pemerintah Amerika merupakan persekutuan pemerintah China. Pejabat yang enggan disebut namananya teresebut menekankan bahwa penjualan aset-aset berdenominasi US dollar akan merugikan hubungan politik antara China dengan Amerika Serikat. China merupakan kreditur terbesar Amerika dengan memegang $768 milyar aset-aset treasury Amerika pada bulan Maret, meningkat 56% dibanding tahun sebelumnya. Disamping China, bank-bank sentral Asia lainnya juga mengisi cadangan devisa asingnya. Pada bulan April, cadangan devisa asing di Asia, di luar China, meningkat $15.2 milyar menjadi $2.46 triliun.

Ketika beberapa ekonom menyatakan penurunan peringkat utang Amerika sangat tidak mungkin, tidak satupun pejabat-pejabat bank sentral keempat negara Asia menepis kemungkinan tersebut. Mereka menyatakan hal tersebut hanya akan memberi dampak sangat terbatas bagi kebijakan manajemen cadangan devisa asingnya. Pejabat bank sentral India menyatakan, meskipun terdapat resiko penurunan peringkat utang Amerika, hal tersebut tidak mungkin bagi bank-bank sentral untuk mengalihkan investasinya secara cepat mengingat hal tersebut akan berimplikasi bagi pasar global. Lebih dari itu, pasar Amerika tetap paling likuid dan dalam di dunia, tambahnya. Pernyataan dari pejabat-pejabat moneter Asia tersebut meluncur setelah kunjungan kenteri keuangan Amerika Timothy Geithner ke China, pemegang aset-aset treasury terbesar dunia, dimana Geithner memberi jaminan kepada Beijing bahwa investasi amerika aman dikarenakan Washington berkomitmen pada kebijakan penguatan US dollar.

Analis menyatakan pernyataan pejabat-pejabat bank sentral tersebut merefleksikan perhatian investor pemerintah asing terhadap pelemahan US dollar sebelumnya. Walaupun bank-bank sentral menginginkan untuk secepatnya mendiversifikasikan dari US dollar, mereka tidak ingin dollar runtuh. Pernyataan tersebut dipandang sebagai sebuah ekspresi dukungan bagi aset-aset berdenominasi US dollar dari negara-negara yang mengontrol sekitar setengah dari cadangan mata uang dunia. Pelemahan US dollar akan mengakibatkan terkikisnya nilai investasi Amerika.

Perhatian terhadap prospek pemulihan ekonomi global terus menjadi isu utama yang mempengaruhi aktivitas perdagangan hari kedua pekan ini. Setelah terangkat menyusul meingkatnya data aktivitas manufaktur di negara-negara industri (Uni Eropa, Inggris, dan Amerika) serta negara berkembang seperti China awal pekan lalu, optimisme pemulihan ekonomi global semakin solid menyusul meningkatnya penjualan perumahan Amerika. Kian solidnya optimisme pemulihan ekonomi global mendorong investor di pasar mata uang terus mengalihkan dana investasinya dari aset-aset maupun mata uang aman ke dalam aset-aset maupun mata uang lebih beresiko dengan imbal hasil lebih tinggi.

Pasca pernyataan pejabat bakn-bank sentral Asia tersebut, US dollar rebound setelah terpuruk pada awal perdagangan hari Rabu kemarin. US dollar rebound setelah sempat tertekan ke level terendah baru tahun ini ke $1.4337 terhadap euro, dari level terendah selama lebih dari 7 bulan terhadap sterling di $1.6661, dan dari level terendah selama lebih dari 8 bulan terhadap aussie di $0.8263. Indeks dollar, yang merupakan indeks nilai tukar US dollar terhadap 6 mata uang partner perdagangan utamanya, rebound dari level terendahnya selama 5½ bulan di 78.334 dan berpotensi membukukan kenaikan harian terbesar selama lebih dari 1 bulan.

Post Your Comment

Bookmark and Share

24hour-open.blogspot.com © 2008 Template by Dicas Blogger Supplied by Best Blogger Templates

TOPO  

ss_blog_claim=47e60104227066d1213fd65a935f64ca